Sejumlah tawaran dana hibah diberikan untuk peliputan jurnalistik yang berkualitas terkait Covid-19. Ini menjadi harapan bagi media yang terdampak krisis akibat Covid-19 untuk tetap dapat menjalankan fungsi sosialnya.
Oleh
Yovita Arika
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah lembaga dan platform digital global menawarkan bantuan hibah kepada para jurnalis dan media lokal untuk peliputan yang berkualitas tentang pandemi Covid-19. Bantuan tersebut untuk membantu media yang memainkan fungsi lebih besar di tengah krisis akibat pandemi Covid-19 yang juga memukul perusahaan media saat ini.
Pada 15 April 2020, platform digital global Google meluncurkan dana bantuan darurat jurnalis global melalui Google News Initiative untuk mendukung perusahaan media lokal berskala kecil dan menengah. Pendaftaran dibuka hingga 29 April 2020 pukul 23.59 waktu Amerika dan dapat diperpanjang atau dipersingkat sesuai keputusan Google.
Syaratnya, antara lain, media daring atau memiliki media daring yang beroperasi minimal satu tahun dan mempekerjakan 2-100 wartawan karyawan tetap. Penerbit lokal yang mempekerjakan lebih dari 100 wartawan berstatus pegawai tetap masih dapat melamar.
Wakil Presiden Google Richard Gingras dalam keterangannya di Google News Initiative pada 15 April lalu mengatakan, berita lokal adalah sumber penting untuk menjaga agar masyarakat tetap terhubung saat ini. Media memainkan fungsi yang lebih besar saat ini untuk melaporkan penanganan pandemi Covid-19 yang juga memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Bisnis media yang terpuruk saat ini menjadi tantangan terbesar untuk menjalankan peran tersebut.
Dia menyadari, bisnis media yang terpuruk saat ini menjadi tantangan terbesar untuk menjalankan peran tersebut. Wartawan juga terancam pemutusan hubungan kerja karena penurunan bisnis media yang dipicu krisis akibat pandemi Covid-19.
”Pendanaan ini terbuka untuk organisasi berita yang menghasilkan berita asli (hasil peliputan lapangan) untuk komunitas lokal selama masa krisis,” ujarnya. Meski begitu, kesehatan dan keselamatan wartawan harus tetap menjadi pertimbangan utama dalam peliputan.
Sebelumnya, National Geographic Society juga meluncurkan dana darurat untuk jurnalis di seluruh dunia yang meliput Covid-19 dalam komunitas mereka. Dana hibah mulai dari 1.000 dollar AS hingga 8.000 dollar AS ini akan diberikan untuk peliputan masyarakat yang kurang terlayani dalam penanganan pandemi Covid-19. Jurnalis hingga pembuat film dan pakar visualisasi data dapat mengajukan bantuan ini.
Pada 7 April lalu, Facebook juga meluncurkan hibah 100 juta dollar AS untuk mendukung industri media di seluruh dunia, sebanyak 25 juta dollar AS berupa hibah darurat untuk berita lokal melalui Proyek Jurnalisme Facebook, dan 75 juta dollar AS berupa pengeluaran pemasaran (iklan) tambahan ke perusahaan media di seluruh dunia. Putaran pertama pendanaan untuk perusahaan media di Amerika dan Kanada. Pendaftaran akan berakhir pada 24 April 2020 pukul 23.59 waktu Amerika.
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut menyambut baik bantuan-bantuan tersebut. Bantuan tersebut paling tidak bisa menjaga media untuk menjalankan fungsi sosialnya pada masa pandemi Covid-19 ini. Pemberitaan yang akurat dan berkualitas semakin dibutuhkan saat ini.
”Ini program yang bagus karena fokusnya menjaga jurnalisme agar media tetap mempunyai kesempatan membuat konten yang bagus, menyajikan informasi yang akurat. Kalau enggak punya senjata, kan, tidak dapat menjalankan fungsi jurnalismenya,” kata Wenseslaus di Jakarta, Jumat (17/4/2020).
Dia mengatakan, tawaran bantuan ini menunjukkan bahwa media bukan sekadar entitas bisnis, melainkan juga entitas sosial yang perannya sangat penting dalam penanganan Covid-19 ini. Wenseslaus berharap, ke depan, relasi perusahaan media yang mempunyai produk jurnalistik dengan platform digital global lebih baik. Relasi yang saling membutuhkan akan lebih baik, tidak sekadar bersaing memperebutkan kue iklan.