RRI Dedikasikan Layanan Siaran untuk Sosialisasi Covid-19
Dengan jaringannya di 105 stasiun siaran di seluruh daerah dan 37 stasiun di wilayah perbatasan, Radio Republik Indonesia akan mengoptimalkan siarannya untuk sosialisasi penanganan pandemi Covid-19.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dengan jaringan luas, Radio Republik Indonesia akan mendedikasikan layanan siarannya untuk sosialisasi mengenai virus korona baru penyebab penyakit Covid-19 ke seluruh Indonesia. Upaya ini dilakukan agar kesedaran masyarakat mengenai virus yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, itu meningkat sehingga upaya memutus mata rantai penyebaran penyakit tersebut lebih optimal.
”Sangat penting memahami beragam hal mengenai Covid-19 (faktor risiko/penyebab hingga penanganan) di tengah wabah yang tengah terjadi. Tujuannya agar masyarakat juga berperan untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini,” ujar Direktur Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Mohammad Rohanudin dalam konferensi pers daring via kanal Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (14/4/2020).
Rohanudin mengatakan, RRI punya modal besar untuk menjadi media sosialisasi mengenai Covid-19 ke seluruh Indonesia. Radio nasional yang berdiri sejak 11 September 1945 itu memiliki 105 stasiun siaran di seluruh daerah. Sebanyak 37 stasiun di antaranya berada di wilayah perbatasan.
”RRI juga mengudara di empat programa, yakni PRO1, PRO2, PRO3, dan PRO4. Khususnya pada PRO3, programa ini merupakan siaran jaringan nasional yang mengudara 24 jam sehari, yakni dipancarluaskan ke 224 stasiun relai di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Di tengah wabah Covid-19, RRI pun coba mengubah haluan program siaran yang berhubungan dengan penyakit tersebut.
Untuk itu, di tengah wabah Covid-19, RRI pun coba mengubah haluan program siaran yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Paling tidak, RRI mendorong 90 persen konten pada PRO3 menjadi layanan siaran nasional khusus isu-isu Covid-19. Konten siarannya mulai dari informasi mengenai pencegahan, cara-cara menghindari, mengenali ciri-ciri serangan, menanggulangi, hingga rekomendasi fasilitas kesehatan/rumah sakit.
RRI juga akan menyajikan siaran untuk menghindari kepanikan terhadap Covid-19 hingga hal-hal kecil lain guna mengisi masa-masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), bekerja dari rumah, sekolah dari rumah, program jaga jarak aman, dan lainnya. ”Nanti, siaran PRO3 juga dipancarluaskan oleh separuh hari dari jam operasional RRI daerah di PRO1 dan PRO2, tetapi sepanjang hari di PRO4,” kata Rohanudin.
Belajar di RRI
Selain itu, Rohanudin menuturkan, RRI juga coba berkontribusi dalam program belajar dari rumah yang berlaku selama wabah Covid-19. Untuk itu, selama 26 Maret-9 April, mereka membuat program Ibu Pertiwi Memanggil Belajar di RRI dengan durasi 1 jam, yakni pukul 10.00-11.00 per hari selama Senin-Jumat.
Lewat program itu, RRI menghadirkan guru untuk mengajar dari udara, baik yang diundang ke studio ataupun dari rumah dengan layanan ponsel. Dengan itu, dibuat nuansa interaktif atau tanya-jawab antara guru dan para murid. Di sela belajar, RRI menampilkan jeda satu-dua lagu yang selaras dengan segmen belajar yang sedang berlangsung. Tujuannya, agar proses belajar lebih menarik.
”Cara ini untuk memastikan proses belajar tetap berlangsung, tetapi juga menjaga jalinan emosional antara guru dan murid selama masa-masa ini. Guru juga bisa mengambil kesempatan untuk menyosialisasikan para muridnya agar lebih peduli dengan Covid-19. Selain dengan jaringan radio, kami pun menyiarkan program ini via media lain secara paralel, antara lain sejumlah sosial media yang ada,” tuturnya.
Respons masyarakat terhadap program itu, lanjut Rohanudin, cukup tinggi. Tercatat, ada 715 sekolah yang berpartisipasi. Berdasarkan data 45 RRI di Indonesia, program itu diikuti via pesan singkat (SMS) 97, telepon 184, Instagram 222, Facebook 469, Whatsapp 2.205, siaran langsung Facebook 6.292, dan Youtube sejenisnya 17.199.
”Dalam situasi ini, radio adalah media yang bisa diandalkan karena paling murah, tidak butuh anggaran besar untuk mengaksesnya. Apalagi, RRI juga sudah mengembangkan kontennya dengan multiplatform sesuai tuntutan zaman digital,” ujarnya.
Sejumlah guru hingga kepala daerah memang menyambut positif program yang dikembangkan RRI tersebut. Wakil Bupati Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Fud Saifuddin menyampaikan, layanan belajar di RRI sangat membantu untuk menjaga proses belajar-mengajar di wilayahnya. ”Apalagi, banyak murid di sini tinggal di pelosok-pelosok daerah. Sampai saat ini, tak sedikit daerah itu yang belum ada sinyal sehingga sulit untuk belajar via media sosial (jaringan internet),” tuturnya.