Pemerintah Data 226.586 Seniman dan Pekerja kreatif yang Terdampak Covid-19
Beberapa kementerian dan pemerintah daerah mulai mendata seniman dan pekerja kreatif yang terdampak Covid-19. Ratusan ribu orang telah terdata.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
SCREEN CAPTURE YOUTUBE/OFFICIAL TRAILER: MAX PICTURES
Film ”Milea: Suara dari Dilan”
Berdasarkan hasil pendataan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sudah ada 226.586 seniman dan pekerja kreatif yang terdampak pandemi Covid-19. Mereka tersebar di 34 provinsi.
Dari jumlah tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendata sebanyak 189.586 orang dan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Kebudayaan Kemdikbud) mendata 37.000 orang.
Menteri Parekraf Wishnutama Kusubandio, dalam siaran pers Minggu (12/4/2020) di Jakarta, mengatakan, data yang masuk ke Kemenparekraf mencapai 189.586 pekerja kreatif. Data tersebut diperoleh dari asosiasi industri, profesi, dan dinas pariwisata.
Para pekerja kreatif itu berlatar belakang formal dan informal, seperti pekerja seni, musisi, kru film, kru pertelevisian, dan ekonomi kreatif lainnya. Mereka mengalami pemutusan hubungan kerja dan dirumahkan.
Mereka mengalami pemutusan hubungan kerja dan dirumahkan.
Para pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif yang sudah terdata tersebut akan menerima bantuan, salah satunya melalui program Kartu Prakerja. Hingga sekarang, Wishnutama tetap mengimbau agar dinas pariwisata di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota membantu pekerja yang kesulitan mendaftar. Program pemberitan insentif ini diharapkan bisa meringankan beban para pekerja yang kehilangan mata pencarian.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG (MYE) 24-01-2020
Pentas teater karya WS Rendra dengan judul Panembahan Reso di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Berdasarkan NIK
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, selama kurun waktu 3-8 April 2020, total ada 37.000 orang seniman dan pekerja budaya terdampak pandemi yang mendaftar ke Kemdikbud.
Untuk menghindari tumpang-tindih pendataan, proses verifikasi penerima layanan menggunakan nomor induk kependudukan (NIK). ”Kami berusaha memastikan tidak ada duplikasi dalam layanan. Walaupun di tengah situasi darurat seperti sekarang, kecepatan layanan harus diutamakan. Kami terus memperbaiki akurasi data seiring dengan berjalannya layanan,” ujar Hilmar.
Menurut dia, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi dengan dinas kebudayaan tingkat provinsi untuk sinkronisasi data seniman dan pekerja budaya yang terdampak pandemi Covid-19. Rapat juga membahas bentuk layanan yang tepat bagi para seniman. Pada Senin (13/4/2020), Ditjen Kebudayaan akan mengadakan diskusi tingkat kabupaten/kota.
”Data seniman dan pekerja budaya yang terkumpul akan disebar berdasarkan kabupaten/kota. Setelah itu, kami bersama-sama mereka membahas jalan keluar. Kami harap bisa segera melayani kebutuhan mendesak seniman dan pekerja budaya,” ujarnya.
Kartu Prakerja berupa kode unik yang berisi 16 angka yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran pelatihan. Peserta dapat memilih pelatihan yang diinginkan pada platform digital mitra resmi program, seperti Tokopedia, Skill Academy by Ruangguru, dan Sekolahmu. Setiap penerima Kartu Prakerja akan mendapat paket dengan total nilai Rp 3,55 juta. Sebanyak Rp 1 juta di antaranya dipakai untuk biaya latihan dan sisanya adalah insentif yang akan ditransfer ke bank atau dompet elektronik.
Ketua Umum Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) Edwin Nazir membenarkan, ada beberapa lembaga yang mendata pekerja seni dan kreatif. Selain Kemenparekraf dan Kemdikbud, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan pendataan. Selain itu, di kalangan sineas juga mulai muncul solidaritas untuk saling membantu satu sama lain.
”Ketika beberapa lembaga melakukan pendataan pekerja yang terdampak, hal terpenting adalah verifikasi,” katanya.
Edwin menceritakan, dua hari lalu, Aprofi mencoba menggalang dana melalui program Aprofi Peduli di Kitabisa.com. Aprofi mendata para pekerja film untuk program internal. Hasil pendataan juga bisa dipakai untuk kebutuhan verifikasi pemerintah jika dibutuhkan.
Selain Aprofi, sineas lain yang tergabung dalam kelompok film lain pun melakukan hal serupa. Misalnya, Parfi56.
Film adalah produk yang dihasilkan dari kerja sama tim. Di antara sineas dan pekerja film harian terbiasa kerja bergotong royong dan bahu-membahu untuk berkarya.
”Kami sangat prihatin melihat banyak pekerja film Indonesia kesulitan untuk bertahan. Mereka hanya bisa bertahan dari sisa tabungan yang dikumpulkan saat mereka masih bisa bekerja sebelum pandemi Covid-19 menyerang,” katanya.
Hingga kemarin, total dana yang terkumpul di program Aprofi Peduli mencapai sekitar Rp 13 juta. Jumlah dana yang ditargetkan mencapai sekitar Rp 500 juta.
Edwin mengaku belum mendalami mekanisme program Kartu Prakerja. Menurut dia, program itu kemungkinan efektif membantu sebagian pekerja seni dan kreatif yang terdampak pandemi Covid-19. Dengan kata lain, program itu cocok bagi semua pekerja.