Bali Rencanakan Survei Seniman untuk Melengkapi Program Kemdikbud
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana menyatakan sedang merancang program untuk mendata jumlah seniman di Bali yang terkena dampak penyakit akibat virus korona baru.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana menyatakan sedang merancang program untuk mendata jumlah seniman di Bali yang terkena dampak penyakit akibat virus korona baru penyebab Covid-19. Fokus pemerintah daerah, termasuk Pemerintah Provinsi Bali, saat ini masih memprioritaskan penanggulangan dan pencegahan penyebaran penyakit Covid-19, termasuk menyediakan alat kesehatan dan fasilitas penanganan kasus penyakit Covid-19.
”Betul sudah ada pendataan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kami sedang menyiapkan platform survei, semacam sensus terhadap para seniman di Bali,” kata Kun Adnyana kepada Kompas, Sabtu (11/4/2020). Hasil survei itu nanti diharapkan menjadi pembanding dari pendataan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Kami sebagai pelaku bisnis juga harus mampu bertahan sambil menunggu sistem yang disiapkan pemerintah itu berjalan. (Robi Navicula)
Sebelumnya, Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuka pendaftaran bantuan untuk seniman yang terdampak secara ekonomi akibat pembatasan sosial saat pandemi penyakit Covid-19.
Seperti diberitakan Kompas.id pada 6 April 2020, informasi pendaftaran bagi pekerja seni itu diumumkan dalam akun Instagram @budayasaya. Para pekerja seni yang mendaftar selanjutnya akan diseleksi untuk diberi skema bantuan jaring pengaman.
Diberitakan pula bahwa sedang disiapkan tiga opsi skema jaringan pengaman untuk seniman yang terdampak, yakni, pertama memakai anggaran Kemdikbud, kedua mengajak seniman tampil secara dalam jaringan (daring) dengan sistem honor dan donasi, dan ketiga memasukkan seniman ke Program Keluarga Harapan dan Kartu Prakerja. Adapun pendaftarannya dengan mengisi formulir di bit.ly/borangpsps.
Secara terpisah, musisi Bali I Gede Robi Supriyanto menyambut baik program pendataan seniman dari pemerintah. Sosok seniman dan pegiat sosial yang lebih dikenal sebagai Robi Navicula itu mengatakan, seniman, termasuk dirinya dan seniman di Bali, harus tetap berkreativitas dan cerdas berkarya di tengah kondisi pandemi penyakit Covid-19.
”Kami sebagai pelaku bisnis juga harus mampu bertahan sambil menunggu sistem yang disiapkan pemerintah itu berjalan,” kata Robi Navicula kepada Kompas.
Konser dalam jaringan
Robi Navicula mengatakan, Navicula menggelar konser secara daring yang bertajuk ”Corona Concert” pada 20 Maret 2020 dan kembali mengadakan konser secara daring ”Corona Concert II” yang ditayangkan secara langsung kanal Youtube Navicula Musik melalui akun https://youtu.be/DceEZ4CM-tE pada Sabtu (11/4) mulai pukul 20.00 WIB.
Konser sekaligus penggalangan donasi untuk pengadaan alat pelindung diri bagi tenaga medis di fasilitas kesehatan di Bali itu, menurut Robi Navicula, adalah upaya Navicula menjaga kreativitas pada satu sisi, menjaga kelangsungan bisnis di sisi lain, dan juga menjaga idealisme melalui donasi.
Lebih lanjut Kun Adnyana menyatakan, program yang disiapkan pemerintah melalui Kemdikbud itu diharapkan mampu membantu para seniman yang terkena dampak pembatasan dalam upaya penanganan dan penanggulangan penyakit Covid-19. Namun, karena pendaftarannya secara daring, menurut Kun Adnyana, masih terbuka kemungkinan terdapat seniman yang tidak terdata lantaran keterbatasan akses internet.
”Para pekerja seni di Bali sangat banyak, baik mereka yang berasal dari sekeha di desa maupun dari sanggar lain umumnya,” kata Kun Adnyana. Kun Adnyana tidak merincikan jumlah sekeha maupun sanggar seni di Bali. ”Kurang lebihnya di kisaran 1.500 kelompok kesenian,” ujar Kun Adnyana.
Apabila setiap desa adat di Bali memiliki sekeha atau kelompok kesenian, sudah terdapat 1.493 kelompok kesenian di seluruh desa adat di Bali yang berjumlah 1.493 desa adat. Selain itu, terdapat pula sanggar seni yang dikelola seniman secara pribadi maupun yayasan serta terdapat pula seniman yang berkarya mandiri maupun dalam komunitas.
”Setiap tahunnya melalui Pesta Kesenian Bali, pemerintah memfasilitasi sekitar 200 sanggar seni dan komunitas seni untuk tampil,” kata Kun Adnyana. Selain melalui acara kesenian yang diselenggarakan pemerintah, sebagian besar sanggar seni di Bali juga tampil di hotel atau diserap sektor pariwisata. Masalahnya sekarang sektor pariwisata di Bali juga sedang terkena dampak pandemi penyakit Covid-19.
Akibat wabah penyakit Covid-19 itu, Gubernur Bali memutuskan untuk meniadakan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-42 yang semula akan digelar pada 13 Juni-11 Juli 2020.
Keputusan untuk meniadakan PKB 2020 itu didasari pertimbangan kondisi wabah penyakit Covid-19 dan upaya mengantisipasi serta mencegah penyebaran penyakit Covid-19. Sejumlah agenda seni dan budaya di Bali juga dibatalkan, termasuk Ubud Village Jazz Festival (UVJF) yang dijadwalkan mulai 14 Agustus nanti.