Antisipasi Korona, Sekolah di NTT Libur Selama Dua Pekan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai 20 Maret sampai 4 April meliburkan sekolah di seluruh wilayah NTT guna mencegah penyebaran virus korona. Selama libur, siswa tidak boleh bepergian ke luar NTT.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai 20 Maret sampai dengan 4 April meliburkan sekolah di seluruh wilayah NTT guna mencegah penyebaran virus korona. Selama libur, siswa tidak boleh bepergian ke luar NTT. Pemprov juga mewajibkan semua kantor menyediakan disinfektan dan alat pengukur suhu tubuh (thermal gun) untuk memantau setiap orang yang masuk ke kantor itu.
Kepala Biro Humas Sekretariat Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) Marius Jelamu di Kupang, Rabu (18/3/2020), mengatakan, meskipun NTT sampai hari ini masih bebas dari penyebaran virus korona, Pemprov lebih mengambil langkah dini mencegah. Salah satu caranya adalah meliburkan sekolah-sekolah, mulai dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, hingga perguruan tinggi.
Tujuan libur sekolah ini adalah agar tidak terjadi kerumunan massa yang berpotensi menyebabkan penyebaran virus korona.
Libur sekolah berlangsung dua pekan, mulai 20 Maret sampai dengan 4 April. Selama masa libur, siswa atau mahasiswa tidak boleh bepergian bersama orangtua atau anggota keluarga ke provinsi lain di luar NTT. ”Tujuan libur sekolah ini adalah agar tidak terjadi kerumunan massa yang berpotensi menyebabkan penyebaran virus korona,” kata Jelamu.
Ia mengatakan, jika siswa atau mahasiswa selama liburan bepergian ke provinsi lain di luar NTT yang sudah terpapar korona, seperti Surabaya, Jakarta, dan Semarang, kemudian kembali ke NTT tanggal 3-4 April dan mengikuti kegiatan belajar-mengajar, saat itu ia dengan mudah menyebarkan virus korona kepada siswa atau mahasiswa lain, termasuk guru dan dosen.
Libur sekolah selama 14 hari dimaksudkan untuk menghindari penyebaran virus korona melalui sekolah-sekolah. Siswa dilarang berpegangan tangan dan diminta menghindari permainan saling menyentuh fisik.
Seusai libur, pihak sekolah pun menyediakan disinfektan di setiap kelas sehingga para siswa dengan mudah menjangkaunya. Guru harus mengingatkan siswa untuk selalu membersihkan tangan dengan disinfektan sebelum pulang ke rumah.
Selain itu, menurut Jelamu, Gubernur NTT Viktor Laiskodat telah memerintahkan semua kantor pemerintah di NTT untuk menyediakan disinfektan di setiap pintu masuk kantor. PNS datang dan pergi wajib membersihkan tangan dengan cairan itu sehingga dimungkinkan bebas dari virus atau kuman.
Alat thermal gun disiapkan di setiap pintu masuk kantor dengan seorang petugas jaga. Hal ini untuk mendeteksi setiap PNS dan tamu yang masuk kantor apakah mengalami peningkatan suhu tubuh atau tidak. Peningkatan suhu tubuh bisa menjadi salah satu gejala awal Covid-19 yang disebabkan virus korona baru.
Anggota DPRD NTT, Buce Liae, mengatakan, selama libur sekolah, guru harus memberikan tugas kepada para siswa untuk dikerjakan selama di rumah. Pekerjaan rumah itu disesuaikan dengan mata pelajaran di sekolah pada hari itu. Untuk semua mata pelajaran, siswa diberikan tugas.
”Siswa dapat mengerjakan tugas-tugas di rumah dan langsung dikumpulkan pada hari itu juga melalui media elektronik yang ada. Ini berlaku khusus bagi sekolah di dalam kota dengan jaringan ponsel berlangsung normal. Tetapi, sekolah-sekolah jauh di pedalaman cukup dengan tugas-tugas yang dibagikan secara langsung melalui sekolah,” kata Buce.