Sukarelawan Pendidikan Dikerahkan Mengawasi Pelajar
Kebijakan belajar di rumah belum disikapi dengan baik oleh sebagian pelajar dan orangtua di Kota Tegal, Jawa Tengah. Pemerintah Kota Tegal berencana mengerahkan sejumlah sukarelawan pendidikan untuk ikut memantau.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Kebijakan belajar di rumah belum disikapi dengan baik oleh sebagian pelajar dan orangtua di Kota Tegal, Jawa Tengah. Pemerintah Kota Tegal berencana mengerahkan sejumlah sukarelawan pendidikan untuk ikut memantau dan memastikan pelajar tetap belajar di rumah selama kegiatan belajar-mengajar di sekolah diliburkan.
Pemerintah Kota Tegal memutuskan meliburkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah dan menggantinya dengan sistem belajar di rumah pada 16-29 Maret 2020. Keputusan itu berlaku untuk seluruh jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMP.
Pelajar tingkat SMA juga sudah diliburkan sesuai dengan arahan Pemerintah Provinsi Jateng. Upaya penggantian sistem belajar di sekolah menjadi di rumah dilakukan untuk menekan risiko penyebaran virus korona jenis baru atau SARS-CoV-2.
Ke mal karena ingin jalan-jalan sebentar. Tadi saya sudah izin kepada orangtua dan diperbolehkan.
Berdasarkan pantauan Kompas di sejumlah pusat keramaian Kota Tegal, Selasa (17/3/2020), sejumlah pelajar sedang nongkrong dan jalan-jalan di mal bersama orangtuanya. Di Transmart Mall Tegal, misalnya, sekelompok remaja terlihat nongkrong di salah satu restoran cepat saji. Mereka tidak mengenakan masker dan tanpa menjaga jarak satu sama lain.
”Ke mal karena ingin jalan-jalan sebentar. Tadi saya sudah izin kepada orangtua dan diperbolehkan,” ujar Nasya (14), pelajar SMP di Kota Tegal, Selasa siang.
Nasya mengetahui bahwa saat ini masyarakat disarankan membatasi aktivitas di tempat keramaian untuk menekan penyebaran virus SARS-CoV-2. Dia nekat keluar karena ingin bertemu dengan teman-temannya.
Sedang bermain
Di salah satu pusat permainan di Pacific Mall Tegal juga terlihat ibu dan dua anaknya yang berusia 10 tahun dan 3 tahun sedang bermain. Saat mereka tengah bermain, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menghampiri dan memberi pengertian kepada ibu tersebut untuk mengajak anak-anaknya pulang.
”Ternyata, masih ada orangtua yang salah memahami maksud pemerintah meliburkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Saya kembali mengimbau orangtua untuk bisa mengawasi dan memastikan anak-anaknya tetap belajar di rumah,” kata Dedy.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal Ismail Fahmi menyampaikan, pihaknya akan mengerahkan sukarelawan pendidikan untuk ikut mengawasi dan memastikan pelajar tetap belajar di rumah masing-masing selama dua pekan ini. Sukarelawan pendidikan ini akan bekerja sama dengan pejabat rukun tetangga (RT), pejabat rukun warga (RW), dan para orangtua dalam mengawasi pelajar di lingkungannya.
”Kami akan menempatkan para sukarelawan pendidikan di setiap RT. Selain bertugas memastikan para pelajar tetap belajar, sukarelawan pendidikan juga akan mengedukasi masyarakat terkait bahaya virus korona,” ucap Fahmi.
Tidak hanya di Kota Tegal, kebijakan belajar di rumah juga dilakukan di wilayah lain yang berada di daerah pesisir pantai utara bagian barat Jateng, seperti Kabupaten Batang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes. Kebijakan tersebut ditanggapi beragam oleh orangtua pelajar.
Oky Lukmansyah (35) menilai pemberlakukan sistem belajar di rumah cukup efektif untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Oky bekerja sama dengan istrinya untuk mengawasi anaknya. Setiap satu jam sekali, Oky menelepon istrinya untuk memantau aktivitas anaknya yang saat ini duduk di bangku kelas VIII SMP.
Adapun orangtua lain, Kuncoro Wijayanto (47), mengatakan, kebijakan ini belum terlalu efektif. Sistem penugasan yang selama ini diberikan sekali dalam sehari membuat anak-anak punya waktu lebih banyak untuk bermain.
”Anak-anak akan butuh waktu maksimal dua jam untuk mengerjakan tugas. Sisanya, mereka pakai waktu seharian itu untuk bermain-main,” kata Kuncoro.
Kuncoro berharap sistem pemberian tugas dilakukan secara berkala setiap dua jam sekali sehingga waktu anak untuk belajar bisa lebih lama.