Tahun 1979, ada film ”Gita Cinta dari SMA” dengan karakter Galih dan Ratna yang masing-masing diperankan oleh Rano Karno dan Yessy Gusman. Apa sesungguhnya makna ”galih” secara bahasa dan dari mana asalnya?
Oleh
Bobby Steven MSF
·3 menit baca
Baru-baru ini kita gaduh membahas kata galuh. Ada pendapat bahwa galuh diserap dari kata bahasa Armenia, yang artinya ’brutal’. Benarkah?
Pedagang Armenia memang berdagang di Nusantara sejak abad ke-6, tulis Ellias Hyrapiet Elliasian (1962). Namun, pengaruh bahasa Armenia dalam bahasa Indonesia sepertinya tak signifikan. Russel Jones (2008) tak mencantumkan bahasa Armenia sebagai penyumbang bahasa Melayu dan Indonesia.
Jika bukan dari bahasa Armenia, lantas dari bahasa mana kata galuh berasal? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V mencatat entri galuh tanpa menjelaskan asalnya. Galuh berarti ’perak’ dan ’ratna (intan) sebagai sebutan putri raja’. Makna galuh dan brutal sama sekali tak berkaitan. KBBI mendefinisikan brutal sebagai ’kejam’ dan ’kurang ajar’.
Sebenarnya ada kata khas Indonesia yang melukiskan kelakuan brutal: amuk. Mengamuk berarti ’menyerang dengan membabi buta’. Kata Melayu ini diserap bahasa Portugis (abad ke-16) dan bahasa Inggris (abad ke-17). Oxford Learner’s Dictionary mencatat: run amok berarti ’tetiba menjadi amat marah dan bertindak kasar’.
Biarawan dan sejarawan WJ van der Meulen SJ dalam Indonesia di Ambang Sejarah (1988) menulis bahwa galuh berasal dari bahasa Tagalog, saka lo (dari sungai). Lantas sakalo menjadi segaluh atau sagaluh. Menurut AS Hardjasaputra (2012), galuh berasal dari bahasa Sanskerta. Laman spokensankrit.com menunjukkan entri galu ’sejenis permata’. Pada hemat penulis, galuh atau permata yang tersembunyi di dalam bumi dijadikan kiasan untuk menyebut hal-hal serupa, misalnya inti kayu dan hati (inti pribadi manusia).
Hardjasaputra menerangkan galuh dalam budaya Tatar Sunda terkait dengan kata galeuh, yang memiliki dua makna: ’membeli’ dan ’inti kayu yang keras’. Galeuh tersua dalam ungkapan filosofis galuh galeuhna galih ’galuh intinya hati’. Menariknya, bahasa Jawa juga memiliki kata galih yang juga memiliki dua makna: ’inti kayu’ dan ’mempertimbangkan dalam hati’. Ungkapan bahasa Jawa halus sampun menggalih berarti ’sudah menimbang-nimbang dalam hati’. Penggalihan adalah ’pertimbangan hati’.
KBBI V memuat entri galih ’teras kayu yang keras’. Sayang sekali, galih sebagai kata kerja yang berarti ’mempertimbangkan dengan nurani’ tidak ikut diserap bahasa Indonesia dari bahasa Jawa. Padahal, maknanya mendalam. Harapan kita, penyusun KBBI memasukkan juga galih sebagai kata kerja agar kita bisa mengatakan, ”Saya akan menggalih dulu rencana ini.”
Kembali ke galuh. Galuh adalah padanan ratna. Galuh dan ratna sama-sama diserap dari bahasa Sanskerta, demikian pula manikam dan cintamani, yang berarti ’permata nan indah’. Karena galuh bermakna positif sebagai permata dan inti hati, aneka kerajaan dan tokoh ningrat menggunakannya sebagai nama. Umpama, Kerajaan Galuh (669–1482) dan Ratu Galuh (istri Prabu Siliwangi, raja Pajajaran). Banyak juga warga bernama Galuh dan ”kembarannya”: Galih.
”Galuh dan Ratna”, judul kolom ini, tentu mengingatkan kita pada tokoh Galih dan Ratna yang diperankan Rano Karno dan Yessy Gusman dalam film Gita Cinta dari SMA (1979). Saking menariknya, film itu dibuat ulang dalam versi milenial, Galih dan Ratna (2017). Sudah sejak dulu orang suka dengan galuh (galih) dan ratna.