Layanan pemutaran film via internet, Netflix, menginvestasikan anggaran sebesar 1 juta dollar Amerika Serikat untuk mendukung pertumbuhan film Indonesia.
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Layanan aplikasi via internet Netflix menginvestasikan anggaran sebesar 1 juta dollar Amerika Serikat untuk mendukung pertumbuhan film Indonesia. Konten-konten lokal film Indonesia sangat berpotensi menjadi sarana diplomasi budaya yang efektif di panggung global.
Investasi sebesar 1 juta dollar AS tersebut akan diwujudkan Netflix dalam bentuk pelatihan dan pengembangan kapasitas sineas-sineas Indonesia. Program pelatihan akan digelar di dua tempat, yaitu di Hollywood, Los Angeles, AS, untuk 10 penulis skenario serta di Jakarta untuk 100 penulis skenario.
”Kami akan membawa para penulis naskah dan produser Indonesia mengikuti program Script to Screen ke kantor Netflix di Hollywood untuk bertemu dengan para pembuat konten film profesional di sana dan berlatih bagaimana mengembangkan konten-konten original yang menarik bagi global. Setelah itu, bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kami akan mengadakan pelatihan penulisan skenario sekaligus pelatihan pascaproduksi di Jakarta selama 12 bulan,” tutur Managing Director Netflix Asia Pasific Kuek Yu-Chuang, Kamis (9/1/2020), di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Kami akan membawa para penulis naskah dan produser Indonesia mengikuti program Script to Screen ke kantor Netflix di Hollywood.
Di tahap akhir pelatihan penulisan skenario, para peserta diminta mengirimkan konsep cerita film pendek untuk diseleksi. Peserta dengan skenario terbaik berhak mendapatkan dana untuk memproduksi film mereka. Kompetisi film pendek ini mengambil tema terkait azas-azas Pancasila.
Selain program pelatihan, Netflix juga akan mengadakan kegiatan Online Safety Training Program bekerja sama dengan Family Online Safety Institute serta lokakarya untuk membantu menumbuhkan tata kelola industri kreatif yang tangkas bersama dengan World Economic Forum di Jakarta.
Menuju panggung dunia
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Naidem Makarim menyambut positif tawaran layanan aplikasi internet atau over the top (OTT) Netflix. Menurut dia, film sarana distribusi talenta dan kebudayaan yang sangat cepat. ”Kalau kita mau menunjukkan kemampuan kita, kebudayaan kita, kehebatan kita ke dunia, tidak ada cara yang lebih cepat daripada melalui perfilman. Inilah sarana diplomasi budaya kita untuk tampil di dunia,” tuturnya.
Perwakilan Asosiasi Produser Film Indonesia, Sheila Timothy, mengatakan, kehadiran OTT, seperti Netflix, yang memiliki cakupan global di seluruh dunia menjadi kesempatan bagus bagi Indonesia untuk tampil di etalase kreatif dunia. Di sana bukan hanya film semata yang bisa disuguhkan, melainkan juga kultur budaya dan keunggulan-keunggulan Indonesia ke panggung dunia.
”Kehadiran OTT juga menjadi tambahan penghasilan bagi kami karena kami tidak hanya bergantung pada bioskop saja,” kata Lala.
Hingga kini, pengembalian modal terbesar industri film memang masih dari bioskop, yaitu 60-70 persen. Namun, yang menarik dalam lima tahun terakhir, pembayaran lisensi film meningkat.
Tahun 2019, penghasilan dari platform digital (salah satunya Netflix) justru lebih tinggi dibandingkan dari pemasukan pemutaran film di televisi tak berbayar. Sebelumnya, pada 2016, pendapatan dari penayangan film di televisi tak berbayar berada pada peringkat kedua setelah bioskop, tetapi kemudian dalam setahun terakhir tergeser oleh kehadiran OTT.
Kini sudah ada beberapa film Indonesia yang bisa dinikmati di Netflix, salah satunya Film ”The Night Comes for Us” yang diproduseri Timo Tjahjanto. ”Kehadiran OTT, seperti Netflix, membuka jalan kita untuk bisa menawarkan film-film original Indonesia ke dunia,” ucapnya.