Para pakar dan pelaku pendidikan dari 15 negara akan berbagi konsep dalam Konferensi Internasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Keluarga di Jakarta, Senin-Kamis (4-7/11/2019).
Oleh
NASRULLAH NARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pakar dan pelaku pendidikan dari 15 negara akan berbagi konsep dan pengalaman dalam Konferensi Internasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Keluarga, di Jakarta, Senin-Kamis (4-7/11/2019). Selama empat hari, mereka akan membahas pentingnya korelasi PAUD dengan pendidikan keluarga guna membentuk generasi unggul dalam era persaingan global.
Dalam siaran pers yang diterima Kompas, Minggu (3/11/2019), disebutkan, kegiatan yang bertajuk resmi International Conference on Early Childhood Education and Parenting tersebut diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas).
Secara keseluruhan, forum tersebut melibatkan 500 peserta dari dalam dan luar negeri. Mereka terdiri dari perwakilan dari 15 negara, mencakup unsur kementerian pendidikan, akademisi, praktisi, ataupun pelaku pendidikan. Negara yang dimaksud adalah Afhganistan, Australia, Bangladesh, Filipina, Kamboja, Korea Selatan, Madagaskar, Maroko, Perancis, Tajikistan, Jepang, Vietnam, Thailand, Timor Leste, dan Yaman. Tak ketinggalan, Indonesia sebagai tuan rumah.
Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Kemdikbud Harris Iskandar menjelaskan, kegiatan ini dihelat dalam rangka meningkatkan mutu layanan PAUD dan pendidikan keluarga di Tanah Air. Pemerintah Indonesia menyadari betapa PAUD dan pendidikan keluarga merupakan dua subtansi yang tidak dapat dipisahkan meski masing-masing memiliki fokus kajian. Keluarga memegang peran strategis dalam proses tumbuh kembang anak secara holistik. Hal ini juga relevan dengan arah kebijakan Presiden Joko Widodo yang kini berfokus pada pembangunan sumber daya manusia.
”Pandangan dan pemikiran narasumber skala nasional dan internasional diharapkan memperkaya serta meningkatkan layanan PAUD dan pendidikan keluarga yang sudah berjalan di negara kita selama ini,” kata Harris.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dijadwalkan membuka sekaligus menjadi narasumber utama dalam forum tersebut. Dijadwalkan pula paparan sejumlah tokoh dan pakar, seperti Fasli Jalal (mantan Wakil Mendikbud RI), Haris Iskandar dan Supriano (pejabat Kemdikbud RI), Agus Sartono (Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI), Wendy Rich-Orloff (Unicef), Noah Yarrow (Bank Dunia), Myonghee Kim (profesor dari Sookmyung Women’s University, Korea Selatan), Anette Hellman (profesor dari University of Gothenburg, Swedia), dan Fonny Dameaty Hutagalung (profesor dari University of Malaya, Malaysia).
Semua peserta mengirimkan makalah akademik dan empirik dari 10 topik yang ditentukan. Kesepuluh topik tersebut adalah Perkembangan Digital di Bidang PAUD dan Pendidikan Keluarga; Akses, Partisipasi, dan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini; Kurikulum dan Pedagogi PAUD; PAUD dan Pendidikan Keluarga dalam Mengembangkan Kesiapan Sekolah; Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini; Isu Gender di PAUD dan Pendidikan Keluarga; Landasan Filosofis PAUD; Kepemimpinan, Guru dan Tenaga Kependidikan; Kelas Pendidikan Keluarga di Satuan PAUD; serta Seribu Hari Kehidupan Pertama.
Makalah yang lolos seleksi akan diakomodasi pada prosiding internasional yang dipublikasikan Atlantis Press untuk memperluas jangkauan diseminasi. Atlantis Press merupakan penerbit profesional berbagai prosiding, jurnal, dan buku internasional secara terbuka. Penyelenggara berharap bukan hanya diseminasi keluaran yang luas yang dapat dicapai, melainkan juga mutu keilmiahan seminar.
Jumlah abstrak yang masuk ke panitia secara daring mencapai 227 naskah, sedangkan yang akan dipublikasi melalui jurnal internasional Atlantis Press tercatat hanya 50 naskah.
Forum strategis
Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Aramudin, menyambut baik konferensi ini. Dia memandang konferensi ini sangat strategis untuk mempertemukan para pembuat kebijakan, akademisi, praktisi, peneliti, dan para pihak terkait PAUD dan masalah pengasuhan anak, baik dari skala nasional maupun internasional.
”Kiranya, melalui pertukaran gagasan dalam konferensi ini akan membantu Pemerintah Indonesia lebih memperkaya konsep dan kebijakan pembinaan PAUD menuju terciptanya sumber manusia yang unggul,” ujarnya.
Aramudin yang juga anggota tim ahli pendidikan kesetaraan Kemdikbud menambahkan, pendidikan dan pengembangan PAUD memainkan peran penting tidak hanya untuk perkembangan individu anak-anak, tetapi juga untuk perkembangan bangsa. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 mematok, salah satu indikator mencapai pendidikan berkualitas adalah dengan memastikan bahwa anak laki-laki dan perempuan akan memiliki akses dan partisipasi yang sama ke early childhood education (ECE) berkualitas tinggi.