Disiplin Kunci Sukses Smalachoir di Bali International Choir Festival 2019
Paduan suara SMA N 5 Purwokerto, yaitu Smalachoir kembali meraih tiga medali emas dalam ajang Bali International Choir Festival 2019. Smalachoir mampu naik peringkat dibandingkan pencapaian 2018 lalu. Disiplin menjadi kunci sukses pencapaian tersebut sehingga Smalachoir pada 2019 ini dapat masuk tiga besar.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS – Paduan suara SMA N 5 Purwokerto, yaitu Smalachoir kembali meraih tiga medali emas dalam ajang Bali International Choir Festival 2019. Smalachoir mampu naik peringkat dibandingkan pencapaian 2018 lalu. Disiplin menjadi kunci sukses pencapaian tersebut sehingga Smalachoir pada 2019 ini dapat masuk tiga besar.
“Anak-anak ini memang disiplin, disiplinnya lebih tinggi. Seminggu hampir setiap hari latihan. Rata-rata 4 hari dalam seminggu. Demikian juga hari Sabtu latihan mulai jam 08.00 hingga 16.00. Kami persiapan sudah sekitar 10 bulan,” kata Pembina sekaligus Konduktor Smalachoir Purwokerto Oktaf Indah, Senin (29/7/2019) di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah seusai kembali dari Bali.
Smalachoir Purwokerto meraih medali emas pada kategori Choir Competition Pop and Jazz Category dengan total poin 33,0, emas pada kategori Choir Championship Pop and Jazz Category dengan poin 88,17 serta medali emas pada Choir Championship Teenagers Choir Category dengan poin 84,62.
Anak-anak ini memang disiplin, disiplinnya lebih tinggi. Seminggu hampir setiap hari latihan. Rata-rata 4 hari dalam seminggu. Demikian juga hari Sabtu latihan mulai jam 08.00 hingga 16.00. Kami persiapan sudah sekitar 10 bulan
“Sama-sama mendapatkan 3 medali emas dibandingkan tahun lalu. Tapi tahun ini nilainya lebih tinggi. Tahun lalu 3 medali itu untuk 2 medali Competition dan 1 medali Championship. Tahun ini 1 medali Competition dan 2 medali championsip,” papar Oktaf.
Menurut Oktaf, tantangan melatih paduan suara Smalachoir antara lain banyak peserta yang baru serta perlu latihan prima untuk memadukan berbagai jenis suara. "Awalnya suara mereka sangat bermacam-macam. Ada yang pintar bernyanyi tapi juga ada yang belum bisa. Tapi begitu masuk paduan suara langsung bisa menjadi satu warna sebagai paduan suara, artinya percampuran cepat terwujud," katanya.
Anak-anak pun kata Oktaf dilatih dengan teknik vocal yang benar-benar sama, menempatkan suara di sebelah mana, harus pakai chest voice atau head voice, lidah di sebelah mana. Kemudian melatih melodi masing-masing suara agar tidak saling terbawa satu sama lain.
Pada festival di Bali yang digelar 23-27 Juli, Smalachoir yang beranggotakan 49 siswa-siswi ini membawakan 5 lagu. Lima lagu itu adalah “Bahasa Kalbu” aransemen Dinar Primasti, “Never Enough” aransemen Dinar Primasti, “Cikala Le Pongpong” aransemen Ken Steven, “Flight Song” aransemen Kim Andre Arnesen, serta “Menjaga Hati” aransemen Ken Steven.
Membanggakan sekolah
Ketua Paduan Suara Smalachoir Ashraf Rahmatan yang kini duduk di kelas XII Bahasa & Budaya bersyukur dapat meraih hasil yang membanggakan sekolahnya. Perjuangan latihan setiap hari bahkan kadang hingga malam berbuah manis. “Yang jelas capek. Kami latihan setelah pulang sekolah, apalagi menjelang lomba latihan sampai malam. Ditambah tidak boleh makan yang merusak suara seperti es, goreng-gorengan, dan micin,” tuturnya.
Meski demikian, Ashraf mengatakan, dia dan teman-teman belajar disiplin, sabar, serta kompak dalam berlatih bersama-sama demi meraih hasil terbaik. “Kalau datang latihan terlambat 10-15 menit ada dendanya Rp 5.000. Kami belajar lebih sabar, dan kompak. Namanya paduan suara kan ada beberapa jenis suara, kita tidak boleh terlalu menonjol sendiri, gerakan juga harus diperhatikan,” tuturnya.
Arfina Nursabila Putri salah satu anggota paduan suara juga senang karena bisa berpartisipasi dan meraih medali emas dalam ajang internasional itu. “Senang banget pastinya. Kami juga dapat pengalaman baru dan teman baru, akhirnya menambah keluarga. Tentu kami juga bangga mewakili SMA N 5 dan Purwokerto ini bisa go internasional,” kata Arfina.
Kepala Sekolah SMA N 5 Purwokerto Tugiyono mengapresiasi kerja keras dan kedisiplinan siswa-siswi Smalachoir dan berpesan kepada seluruh siswa untuk tetap berani mencoba tantangan hal yang baru dalam mengembangkan bakat sekaligus kemampuan akademik. “Jangan takut mencoba. Ada kegiatan apapun, di bidang apapun jangan takut mencoba,” kata Tugiyono.