Tagana, Garda Terdepan Kemensos dalam Membantu Korban Bencana
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Selama 15 tahun hadir dalam setiap bencana dan berada di garda terdepan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terdampak bencana, Taruna Siaga Bencana mendapat apresiasi dari Menteri Sosial. Kehadiran Taruna Siaga Bencana dinilai sangat berarti karena dalam setiap peristiwa bencana, mereka hadir di lokasi kejadian satu jam setelah peristiwa untuk memberikan pertolongan dan perlindungan korban bencana.
Apresiasi tersebut disampaikan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita saat memimpin Apel Siaga Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Markas Komando Tagana Training Center (TTC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (25/3/2019). Apel tersebut bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-15 Tagana.
Mensos menyatakan Tagana telah menunjukkan kerja kemanusiaan yang luar biasa dan kontribusinya nyata bagi bangsa. "Dari lubuk hati terdalam saya sangat bangga melihat kiprah nyata selama 15 tahun dalam penanggulangan bencana. Saya apresiasi atas pengabdian saudara semua," ungkap Agus di hadapan sekitar 1.000 Tagana dan Sabahat Tagana, sebagaimana dalam keterangan pers.
Menurut Agus, berdasarkan data dan informasi bencana dari BNPB tercatat sepanjang 2018 terdapat 2.572 kejadian bencana di Indonesia. Di antaranya kejadian bencana alam gempa bumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat, peristiwa gempa bumi, likuefaksi dan tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah, serta bencana tsunami di Lampung dan Banten.
Sepanjang tahun 2018 sebanyak 4.814 jiwa meninggal dan 10,2 juta jiwa mengungsi. Selain itu, ada 320.000 unit rumah dan 1.999 unit fasilitas umum rusak. Awal tahun 2019, terjadi bencana banjir di Kabupaten Madiun, serta gempa bumi di Provinsi NTB dan banjir bandang di Kabupaten Jayapura. "Langkah-langkah penanganan bencana ini tentunya tak lepas dari kerja keras dan kiprah Tagana," lanjut Agus.
Mitigasi bencana alam
Menurut Agus pada tahun 2019, ada beberapa rencana strategis yang dilakukan Kemensos dalam penanggulangan bencana. Pertama, peningkatan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana alam dengan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana logistik, peningkatan kompetensi tagana muda, madya dan utama serta spesialisasi, fasilitasi pembentukan Kampung Siaga Bencana, dan memfasilitasi Tagana Masuk Sekolah.
Kedua, penyaluran bantuan pemenuhan kebutuhan dasar untuk korban bencana alam pada masa darurat berupa pengerahan SDM Tagana, pemberian bantuan makanan melalui dapur umum, tenda darurat, distribusi logistik keperluan keluarga dan layanan dukungan psikososial
Ketiga, penyelenggaraan pemulihan dan penguatan sosial korban bencana alam pasca bencana dengan bantuan jaminan hidup, bahan bangunan rumah, isi hunian, santunan ahli waris dan santunan luka serta melakukan rujukan.
Relawan kemanusiaan
Kepala Biro Humas Kemsos Sonny W Manalu mengatakan Tagana merupakan relawan kemanusiaan/tenaga kesejahteraan sosial yang berasal dari unsur masyarakat. Mereka memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana di bidang perlindungan sosial. Saat ini jumlah personil Tagana lebih dari 37 ribu orang dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
“Seiring berjalannya waktu, Tagana terus berkembang. Hingga saat ini Kemensos telah memiliki Sahabat Tagana sebanyak 63.140 orang. Mereka berasal dari lintas profesi di antaranya jurnalis atau wartawan, artis dan pekerja seni, organisasi masyarakat, dan sebagainya,” kata Sonny.
Kedudukan Tagana di bawah Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial dan Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam. Kedudukan Tagana di provinsi berada di bawah pembinaan dinas sosial provinsi, kabupaten/kota.
Tagana memiliki kemampuan dan keterampilan dalam penyelamatan korban bencana, psikososial, shelter, dapur umum, logistik, advokasi sosial, evakuasi, pendamping sosial, kemampuan disaster victim identification (DVI), dan komunikasi.