Pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer di sejumlah sekolah menengah kejuruan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, sempat terganggu karena aliran listrik padam.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer di sejumlah sekolah menengah kejuruan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, sempat terganggu karena aliran listrik padam. Namun, hal itu tidak sampai menyebabkan pelaksanaan ujian ditunda karena kondisi tersebut hanya berlangsung sekitar satu jam.
Menurut Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB Aidy Furqan, Selasa (26/3/2019), sekolah yang mengalami gangguan listrik adalah SMK Negeri 1 Sambelia di Lombok Timur serta SMK Negeri 1 Bayan dan SMK Negeri 1 Kayangan di Lombok Utara.
Proses ujian sesi pertama berlangsung pukul 08.40 Wita. Namun, beberapa saat kemudian, aliran listrik padam. ”Ujian tidak ditunda karena sesi pertama berlangsung sampai pukul 10.00,” ujarnya.
Di luar padamnya listrik, Aidy mengatakan, pelaksanaan ujian hari kedua itu berjalan lancar. Sambungan internet yang menjadi kunci kelancaran ujian nasional berbasis komputer (UNBK) juga baik.
Meski begitu, sejumlah siswa tercatat tak mengikuti UNBK. Di SMK Negeri 1 Bayan, kata Aidy, tercatat seorang siswa tak ikut karena sakit. Siswa itu pun diberi kesempatan mengikuti ujian susulan pada 1 April 2019.
Kepala SMK Negeri 3 Mataram M Tauhid juga mengatakan, terdapat dua siswa sekolah itu yang tidak mengikuti UNBK. Alasannya, satu orang sakit dalam waktu relatif lama sehingga tidak bisa dipaksakan mengikuti UNBK.
Jumlah peserta UNBK di NTB 15.098 siswa.
Ada pula seorang siswa yang tidak mengikuti UNBK karena menikah pada Januari 2019. Tauhid mengatakan, pihaknya telah memberikan kesempatan kepada siswa itu untuk ikut UNBK, tetapi dia memutuskan tidak ikut UNBK.
Pada hari pertama UNBK, Senin (25/3/2019), guru SMK Negeri 3 juga harus menjemput seorang siswa untuk mengikuti ujian. Siswa itu awalnya enggan ikut UNBK dengan alasan yang tidak diketahui.
Sebelumnya, Aidy Furqan menuturkan, jumlah peserta UNBK di NTB 15.098 siswa. Siswa di daerah-daerah yang terdampak gempa, seperti di Lombok Utara dan Lombok Timur, mendapat perlakuan khusus dengan dikuranginya tingkat kesulitan soal. Hal itu mempertimbangkan kondisi mental dan psikologis siswa yang belum normal setelah mengalami bencana gempa pada Juli-Agustus 2018.