Universitas Sebelas Maret, Solo, menyerahkan anugerah UNS Award bidang pendidikan dan kebudayaan “Parasamya Anugraha Dharma Krida Widyatama Budaya” kepada almarhum Paku Buwono XII.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Universitas Sebelas Maret, Solo, menyerahkan anugerah UNS Award bidang pendidikan dan kebudayaan ”Parasamya Anugraha Dharma Krida Widyatama Budaya” kepada almarhum Paku Buwono XII. Paku Buwono XII dinilai berjasa luar biasa dalam bidang pendidikan tinggi, khususnya dalam pendirian Universitas Sebelas Maret.
”Beliau, Paku Buwono (PB) XII, menurut kami di UNS (Universitas Sebelas Maret), telah berjasa luar biasa dalam bidang pendidikan tinggi. Beliau sangat menaruh perhatian, khususnya pada pendirian universitas negeri di Surakarta yang kemudian menjadi Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret (kini bernama Universitas Sebelas Maret) yang diresmikan Presiden Soeharto pada 11 Maret 1976, tepatnya pada Pagelaran Keraton Surakarta di mana PB XII waktu itu berkuasa,” kata Rektor UNS Ravik Karsidi dalam siaran pers.
Penganugerahan itu dilakukan dalam acara ”Mangayubagya Anugerah UNS Award kepada Almarhum SISKS Paku Buwono XII” di Gedung dr Prakosa Rektorat UNS, Solo, Jawa Tengah, Jumat (15/3/2019) malam. Penghargaan untuk PB XII itu tertuang dalam SK Rektor UNS Nomor 147/UN27/PP/2012.
Ravik mengatakan, sebelum mempunyai gedung sendiri, PB XII selaku Raja Keraton Surakarta saat itu mengizinkan UNS menggunakan pagelaran dan fasilitas-fasilitas lainnya di Keraton Surakarta untuk berbagai keperluan perkuliahan. PB XII juga dinilai berperan besar dalam mendorong pengembangan kebudayaan Jawa.
”Motivasi utama adalah, dengan adanya perguruan tinggi di Surakarta, kebudayaan Jawa itu akan tetap terjaga dan dikembangkan,” kata Ravik.
Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, mewakili putra-putri PB XII, mengatakan, PB XII memiliki kepedulian tinggi terhadap bidang pendidikan. Salah satunya adalah PB XII membuka Sasana Pustaka Keraton Surakarta untuk masyarakat umum.
Sasana Pustaka itu sebelumnya hanya dikhususkan untuk keluarga dan internal birokrasi Keraton Surakarta. ”Sasana Pustaka oleh Beliau (PB XII) dibuka untuk siapa saja. Inilah bentuk PB XII ikut mencerdaskan bangsa,” ujarnya.