Roti, donat, dan keik aneka warna dan rasa diperuntukkan bagi siswa siswi, guru, dan tamu acara Serah Terima Program Teaching Factory, Selasa (22/1/2019), di Sekolah Menengah Kejuruan Global, Mentoro, Sumobito, Jombang, Jawa Timur.
Ketiga jenis pastri tadi tersusun rapi di salah satu meja. Kue panggang itu dalam kemasan plastik bening yang bertuliskan Global Bakery by Tata Boga. Roti, donat, dan atau keik habis dimakan sehingga lumayan untuk mengganjal serangan lapar. Maksud hati ingin tambah menikmati penganan manis dan atau gurih itu tetapi cemas kekenyangan sehingga niat diurungkan.
Pastri tadi merupakan karya siswa dan siswi kelas 10, 11, atau 12 bidang/program/kompetensi keahlian tata boga SMK Global. Hasrat untuk belajar membuat pastri sedang menggelora setelah ada bantuan peralatan dan perlengkapan dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills.
Sebelumnya, tiga guru tata boga mendapat pelatihan seminggu (major program) untuk roti, keik, pastri di Bogasari Baking Center Kediri. Mereka lulus secara memuaskan dan berhak atas sertifikat.
Selanjutnya, mereka harus mengalihkan pengetahuan kepada peserta didik dalam praktik intensif. Untuk siswa siswi kelas 12 yang dianggap terampil dalam produksi pastri kemudian mengikuti junior baker.
Program berupa magang tiga bulan di usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaan Bogasari di Jombang yakni Lezzat Bakery, Banana Bread Shop (King Banana), dan Bo Liem Bakery.
Seiring dengan program junior baker, kampus di yang masih dikelilingi oleh persawahan itu patut mendirikan unit usaha pastri. Mereka perlu mencari, mendapatkan, dan memenuhi permintaan pesanan roti, keik, donat, dan kue lainnya dari masyarakat. Dengan cara itu akan diketahui sejauh mana kompetensi keahlian siswa siswi tata boga dalam dunia pastri memenuhi harapan atau tidak.
“Membuat pastri menyenangkan dan semoga menjadi modal untuk membuka usaha seperti ini setelah lulus,” ujar AM Sobah, siswi kelas 12 tata boga, sambil mengolah dan membentuk adonan roti sosis.
Pendapat berbeda diutarakan oleh rekan seangkatan, Zaenal Abidin. Membuat pastri tidak terlalu disukai. Remaja asal Sumobito ini lebih senang membuat masakan oriental. Ia cukup percaya diri ingin berkarier sebagai juru masak di hotel, restoran, dan setelah itu membuka usaha. “Keterampilan membuat pastri juga penting, siapa tahu nanti jalannya berbeda,” katanya sambil membuat donat.
Kompetensi
Vice President Commercial Bogasari Ivo Ariawan mengatakan, teaching factory merupakan pelaksanaan dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK. Program bertujuan mengubah paradigma pengelolaan SMK yang sebelumnya tidak memerhatikan kebutuhan keterampilan atau kompetensi dunia kerja. “Pola pikir diubah menjadi mencari lalu memenuhi segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia kerja,” ujarnya.
Kepala SMK Global, Irwan menyatakan, TeFa mengacu pada peraturan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang kurikulum tahun ajaran 2018/2019. SMK dengan jurusan tata boga wajib memberikan pelajaran bakery dan pattiserie kepada siswa siswi, memagangkan peserta didik pada unit usaha di luar kampus, hingga membuka unit usaha di kampus. Itu diharapkan, lulusan benar-benar terampil dan berkompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja.
“Kami yakin akan tumbuh jiwa dan semangat kewirausahaan dalam diri siswa dan siswi. Mereka juga akan siap bukan sekadar sebagai pekerja industri tata boga melainkan menjadi pengusaha,” ujar Irwan.
Adapun tata boga merupakan satu dari empat bidang/program/kompetensi keahlian yang ditawarkan di SMK Global. Kampus berdiri pada 2008 dengan bidang keahlian teknologi dan rekayasan/teknik otomotif yang sekarang bernama teknik sepeda motor.
Jurusan ini memang menjadi andalan kampus yang pembelajarannya dimulai pukul 06.30 WIB. Sejak tahun ajaran 2015/2016, program dengan akreditasi A ini memiliki 215 peserta didik.
Kami yakin akan tumbuh jiwa dan semangat kewirausahaan dalam diri siswa dan siswi. Mereka juga akan siap bukan sekadar sebagai pekerja industri tata boga melainkan menjadi pengusaha
Yang berikutnya adalah bidang keahlian teknologi informasi dan komunikasi/teknik komputer dan informatika yang didirikan pada 2009. Jurusan berakreditasi B itu kini bernama multimedia yang diikuti oleh 52 siswa dan siswi. Program keahlian tata boga atau sebelumnya pariwisata berdiri pada 2013 dan masih dalam tahap mendapat akreditasi. Sejak tahun ajaran 2015/2016, ada 45 peserta didik.
Lainnya adalah seni dan industri kreatif/seni musik yang berdiri pada 2016. Program yang kini dinamai seni musik populer itu hanya diikuti oleh 11 siswa dan siswi. “Jika peserta didik terlalu sedikit, mungkin akan diintegrasikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib,” kata Ketua Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat Al Muhammady, Anang Ansharullah yang merupakan adik budayawan islami Emha Ainun Nadjib.
Solichin (66), warga Mentoro, mengatakan, masyarakat setempat punya jiwa kewirausahaan tata boga yang tinggi. Warga desa memang mayoritas berpenghasilan dari pertanian. Namun, sejak 1969, Solichin dan sang kakak Ruslan merintis usaha tata boga dengan berjualan martabak dan terang bulan di Surabaya. Kini, lebih kurang 300 warga Mentoro berusaha martabak dan terang bulan di Jombang dan di Jawa bahkan sudah menjangkau Bali, Sulawesi, dan Kalimantan.
“Setiap tahun kami adakan festival martabak dan terang bulan. Tahun ini nanti penjual dari luar Jawa akan berpartisipasi,” kata Solichin. Ia mengingatkan dan memotivasi para siswa siswi SMK Global terutama jurusan tata boga untuk belajar dengan giat dan tekun dalam praktik. Saat berusaha dan bekerja selepas lulus, harus pantang menyerah seperti karakter rakyat Jombang yang gigih.