DEPOK, KOMPAS - Inisiatif Universitas Indonesia memelopori pemeringkatan perguruan tinggi dunia melalui pengembangan alat ukur kampus hijau semakin berkembang. Pemeringkatan kampus hijau dunia yang dinamakan UI GreenMetric World University Rankings ini mendorong perguruan tinggi untuk mendukung pengembangan infrastruktur kampus hijau di dunia sebagai upaya mencetak generasi yang peduli akan keberlanjutan lingkungan hidup.
Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Dimyati di acara pengumuman UI GreenMetric 2018 di Depok, Rabu (19/12/2018), mengatakan, inovasi perankingan kampus hijau dunia dari Universitas Indonesia (UI) untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs yang jadi komitmen global, menunjukkan perguruan tinggi Indonesia juga dapat berkontribusi untuk mendorong tren dunia yang semakin ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan.
"Perguruan tinggi Indonesia tidak hanya mengikuti perankingan perguruan tinggi dunia, tetapi juga bisa memelopori perankingan perguruan tinggi yang mendorong bermunculannya kampus ramah lingkungan di dunia. Pemerintah menghargai inisatif dan inovasi UI," ujar Dimyati.
Kepala Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Justiyanto mengatakan, inisiatif UI dalam pengukuran kampus hijau dunia sebagai salah satu dukungan untuk menyukseskan pencapaian SDGs. Pemerintah Indonesia berkomitmen memenuhi 17 target SDGs karena sejalan dengan visi dan misi pemerintah. Indonesia ingin juga menjadi contoh dunia dalam mewujudkan komitmen global ini.
Rektor UI Muhammad Anis mengatakan, dunia tengah menghadapi permasalahan berkenaan lingkungan hidup yang serius, mulai dari perubahan iklim, bencana alam, kekurangan makanan dan air, serta polusi. Terkait permasalahan tersebut, UI mengambil peran untuk meningkatkan upaya keberlanjutan lingkungan hidup di lingkungan global melalui UI GreenMetric.
"UI GreenMetric merupakan pelopor dalam pemeringkatan melalui pengembangan alat ukur kampus hijau yang kini telah banyak diadopsi oleh perguruan tinggi di dunia. Diharapkan melalui upaya UI GreenMetric ini, perguruan tinggi se-dunia mampu mengambil bagian pada upaya preventif dan kuratif dalam rangka mitigasi dampak perubahan iklim,” kata Anis.
Perguruan tinggi antusias
Ketua UI GreenMetric Riri Fitri Sari menjelaskan, sejak diluncurkan tahun 2010 hingga tahun kesembilan ini, terjadi peningkatan antusiasme peserta perguruan tinggi di dunia untuk berpartisipasi dalam pemeringkatan kampus terhijau. Di tahun 2018 ini, perguruan tinggi yang ikut mencapai 719 universitas dari 81 negara di dunia. Tahun 2017 sebanyak 619 perguruan Tinggi dari 76 negara.
Beberapa negara yang baru bergabung di tahun 2018 yaitu Belgia, Bulgaria, Costa Rica, Croasia, Malta. Di Indonesia, terdapat 66 perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam UI GreenMetric.
Pemeringkatan UI GreenMetric dengan bobot indikator penilaian yang terdiri atas keadaan dan infrastruktur kampus (15 persen); energi dan perubahan iklim (21 persen), pengelolaan sampah (18 persen), penggunaan air (10 persen), transportasi (18 persen), dan pendidikan (18 persen).
"Masih banyak tantangan yang dihadapi institusi perguruan tinggi untuk mewujudkan kampus hijau dan ramah lingkungan. Belum semua pihak di perguruan tinggi punya komitmen dan pemahaman yang sama. Namun, terlihat semakin banyak perguruan tinggi yang bertindak nyata di kampus masing-masing untuk berkomitmen pada sustainability," ujar Riri.
Peringkat kampus hijau terbaik dunia di UI GreenMetric 2018 diraih Wageningen University & Research, Belanda. Peringkat kedua dan ketiga diraih oleh University of Nottingham, Inggris dan University of California Davis, Amerika Serikat.
Di tingkat Indonesia, Universitas Indonesia (UI) kembali meraih predikat Kampus Hijau Terbaik, yang diikuti oleh Institut Pertanian Bogor dan Universitas Diponegoro pada urutan kedua dan ketiga.
Wageningen University & Research memiliki keunggulan hampir pada seluruh kriteria di UI GreenMetric, bahkan memperoleh nilai maksimal pada tiga kriteria yaitu pengelolaan limbah , pengelolaan air, dan pendidikan. Universitas ini merupakan universitas pertanian dalam seluruh aspek perkuliahan dan penelitiannya.
Sementara itu University of Nottingham menunjukkan keunggulannya pada kriteria energi dan perubahan iklim karena memiliki empat sumber energi terbarukan, yaitu Clean Biomass, Solar Cell, Geothermal, Combine Heat and Power dan pengelolaan smart-eco building yang sudah mencapai lebih dari 75 persen. Selain itu, universitas ini juga memiliki keunggulan pada pengolahan air dan pendidikan.
Adapun University of California Davis yang meraih peringkat ketiga memiliki jurusan environmental science yang bereputasi tinggi. Universitas ini sangat berkomitmen kuat untuk menjaga lingkungan kampusnya tetap asri.