Gubernur NTB Minta Museum Dibuat Menarik dan Edukatif
Oleh
Khaerul Anwar
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah meminta Museum Negeri NTB dikemas semenarik mungkin untuk mendorong minat masyarakat mengunjunginya. Selain itu, petugas museum juga harus dibekali keterampilan agar dapat memberikan informasi yang edukatif sekaligus menarik tentang koleksi museum kepada pengunjung.
”Pengelola museum bukan penjaga gudang, tetapi seorang pujangga yang mampu mengemas informasi dan cara menuturkan berbagai nilai budaya dan sejarah dari koleksi benda yang tersedia kepada masyarakat untuk tahu (museum),” kata Zulkieflimansyah saat mengunjungi Museum Negeri NTB di Mataram, Kamis (20/12/2018).
Zulkieflimansyah mengunjungi ruang koleksi, gudang penyimpanan koleksi yang atapnya roboh sebelum gempa, dan menyaksikan tumpukan benda-benda koleksi seperti kain tenun berusia di atas 100 tahun di ruang pamer. Benda-benda koleksi itu bernilai sejarah dan budaya sangat tinggi.
”Coba bayangkan, apa yang dimiliki museum ini jauh lebih baik dibandingkan museum lain. Benda koleksi tidak perlu banyak. Dengan jumlah benda yang sedikit dan di bawah rata-rata, kalau kemasan informasinya detail, justru menyedot lebih banyak pengunjung,” kata Zulkieflimansyah.
Saat itu, Zulkieflimansyah merasa kurang puas atas penjelasan dari petugas ruang koleksi. Petugas menunjukkan koleksi baju tenunan, tetapi tidak menguraikan makna di balik baju itu. Baju itu pun dikatakan bahan tenunnya berupa benang emas yang ada pengaruh dari India.
”Pengaruh Indianya apa? Bagaimana perjalanan bahan tenun itu sampai Nusantara, tidak dijelaskan secara rinci,” kata Gubernur.
Karena itu, Zulkieflimansyah pun mengingatkan museum harus dibuat ramai dan didesain sebagai wahana edukasi rekreatif.
”Pasang Wi-Fi biar banyak anak muda yang datang. Kalau mau tambah fasilitas, undang gubernur dan anggota DPRD NTB ke sini. Mari duduk bersama melihat kondisi museum secara langsung. Pemangku kebijakan harus hadir secara langsung agar mereka tergerak untuk membantu,” ujarnya.
Dia kemudian memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB Suruji untuk membuat edaran dan jadwal rutin agar sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SMA mengunjungi Museum Negeri NTB.
Kepala Tata Usaha Museum Negeri NTB Bunyamin mengatakan, benda koleksi museum itu meliputi koleksi geologika, biologika, arkeologika, historika, numusmatika (mata uang), dan heradica (tanda jasa dan stempel). Usia koleksi-koleksi itu rata-rata di atas satu abad.
Ada juga naskah lontar berjumlah 1.278 buah. Koleksi itu membuat Museum Negeri NTB dijuluki ”Konservasi Naskah Jawa Kuno Bernapaskan Islam”.
Bunyamin mengatakan, angka kunjungan ke museum ini belum maksimal, yakni 88.000 orang pada tahun 2017 dan 88.500 orang per Desember 2018. Pengunjungnya kebanyakan siswa di NTB dan wisatawan mancanegara penumpang kapal pesiar yang menyinggahi Lombok.