Kaum Muda Bangun Rumah Inklusif "Tambo Jentera Muda"
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·2 menit baca
JAKARTA,KOMPAS— Pengalaman ribuan orang muda Katolik dan kawan-kawan mereka dari lintas komunitas agama menggelar Temu Orang Muda Asia 2017 atau Asian Youth Day (AYD) di Yogyakarta 2-6 Agustus 2017 lalu menginspirasi berdirinya Tambo Jentera Muda di Wisma Salam, Magelang, yang akan diresmikan, Minggu (16/12/2018) mendatang. Tambo Jentera Muda (TJM) adalah rumah perjumpaan inklusif yang menyediakan sarana-sarana bagi kaum muda lintas kelompok dan iman untuk saling belajar membangun persaudaraan yang kreatif.
“Hari ini kami orang-orang tua membutuhkanmu untuk mengajari kami hidup dalam keberagaman, dalam dialog, untuk mengalami multikulturalisme sebagai peluang dan bukannya ancaman. Teruslah dalam keteguhan hati untuk menunjukkan kepada kami bahwa lebih mudah membangun jembatan-jembatan penghubung daripada temboktembok pemisah!” , demikian Paus Fransiskus berharap besar kepada kaum muda untuk bisa membangun persaudaraan inklusif saat menghadiri World Youth Day di Krakow, Polandia Juli 2016 lalu.
"Pendirian TJM bertitik tolak dari keterlibatan orang muda dalam AYD 2017. Di acara itu, ribuan orang muda katolik dan kawan-kawan mereka dari lintas komunitas agama dan aneka latar belakang merefleksikan kisah-kisah keterlibatan sosial mereka. Seperti kata Paus Fransiskus, dunia kini berharap besar kepada kaum muda," kata Romo H Budi Purwantoro Pr, Pengelola TJM di Wisma Salam, Magelang saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (12/12/2018).
Bangun "Jembatan"
Perjumpaan kaum muda lintas iman TJM semeseter pertama akan mengangkat tema "Berani Membangun \'Jembatan\' Daripada \'Tembok-tembok". Tema ini diangkat dari refleksi AYD 2017 ketika anak-anak muda lintas iman bersama-sama membangun jembatan kerjasama, bukan sekat-sekat tembok yang memisahkan.
"Narasi-narasi refleksi teman-teman akan ditempel di rumah TJM. Selain itu, akan digelar pula diskusi-diskusi terkait persaudaraan lintas agama. Semester berikutnya, tema akan berubah tentang bagaimana tantangan kaum muda menghadapi era digital," kata Budi.
Pendamping kaum muda sekaligus dosen Universitas Sanata Dharma In Nugroho Budisantoso SJ mengatakan, kehadiran orang- muda untuk merangkul perbedaan adalah energi baru yang mengubah lanskap batin orang-orang Indonesia dari keupaya pengkotak-kotakan menjadi komunitas senasib sepenangungan. " Kita percaya bahwa pada gerak dan kiprah orang-orang muda yang biasanya anti mainstream terdapat kisah-kisah yang sanggup mengubah arah kehidupan. pada generasi muda terdapat energi besar untuk membangun \'jembatan-jembatan\' daripada \'temboktembok\' pemisah," ujarnya.