TANGERANG SELATAN, KOMPAS - Universitas Terbuka berupaya untuk terus memaksimalkan layanan pembelajaran secara online atau daring. Ini dilakukan untuk memperluas jangkauan layanan pendidikan, sekaligus meningkatkan angka partisipasi kasar perguruan tinggi di Indonesia yang saat ini baru mencapai 31,5 persen.
Rektor Universitas Terbuka (UT) Ojat Darojat, saat berpidato di hadapan 2.100 wisudawan Periode I Wilayah 3 2018/2019, Selasa (27/11/2018), menyebutkan beberapa kemajuan yang telah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital.
Kemajuan tersebut antara lain menyediakan proses registrasi daring, bahan ajaran daring interaktif yang bisa diakses kapan saja. Lalu, interaksi akademik dilakukan dengan jenis pembelajaran sinkron (synchronous) atau terhubung langsung secara daring, dan asinkron (asynchronous) atau metode belajar di luar jaringan atau offline.
"Kami juga ditantang Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk mengaplikasikan perangkat lunak online proctoring yang memungkinkan agar mahasiswa bisa ujian tanpa harus meninggalkan tempat tinggal mereka. Kini, Ujian Akhir Semester di UT telah didukung sistem ujian online berbasis web," tutur Ojat di Universitas Terbuka Convention Center, Tangerang Selatan, Banten.
Selain berupaya menyesuaikan arahan menteri terkait, transformasi proses pendidikan dengan memaksimalkan teknologi digital juga dilakukan untuk mengikuti inisiatif Making Indonesia 4.0. Inisiatif Kementerian Perindustrian tersebut merupakan strategi Indonesia dalam memasuki era digital.
Saat ini, UT melayani 368.606 mahasiswa aktif yang dikelola 36 kantor Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT di 34 provinsi di Indonesia. Satu Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri juga telah menjangkau 36 negara.
Mahasiswa Indonesia di luar negeri yang memanfaatkan layanan pembelajaran UT antara lain pekerja migran Indonesia yang terkonsentrasi di negara-negara, seperti Hongkong, Taiwan, Arab Saudi, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan Jepang.
Ojat berharap, penerapan teknologi dan meluasnya jaringan UT bisa membantu meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi yang menggambarkan tingkat penyerapan perguruan tinggj. APK PT adalah rasio jumlah orang yang masuk perguruan tinggi dibanding jumlah penduduk dalam kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang perguruan tinggi.
"Kami sedang bekerja keras untuk meningkatkan APK PT dari angka 31,5 persen saat ini untuk menjadi 40 persen di 2022," kata Ojat.
Tingkatkan SDM
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, yang hadir pada acara wisuda tersebut, mengatakan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan di UT bisa meningkatkan modal manusia (human capital) Indonesia.
Dengan jumlah penduduk yang besar, modal manusia yang tinggi akan meningkatkan kualitas bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan global.
"Persaingan dengan negara lain dapat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bonus demografi bisa dijadikan sandaran ke depan untuk meningkatkan daya saing," dia berpendapat.
Menurutnya lagi, peningkatan modal manusia Indonesia bisa dilakukan dengan memeratakan pembangunan ke seluruh Indonesia.
"Membangun Indonesia dari pinggiran pemerintah lakukan untuk menjadikan Indonesia satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini supaya baik masyarakat di pusat maupun daerah pinggiran merasakan Indonesia yang sama," paparnya.
Upaya pemerataan pembangunan melalui pendidikan juga menjadi upaya UT, yang memiliki slogan making higher education open to all, kata Ojat.
Layanan pendidikan jarak jauh UT telah menjangkau 52.509 mahasiswa di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), dengan 32.573 atau 63 persen mahasiswanya berprofesi sebagai guru. Adapun jumlah lulusan yang dihasilkan UT di Indonesia sampai saat ini mencapai 1.736.282 lulusan. (ERIKA KURNIA)