Ubaya Terima Penghargaan Standar Nasional Indonesia Kelima Kali
Oleh
DODY WISNU PRIBADI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Universitas Surabaya (Ubaya) menerima penghargaan Standar Nasional Indonesia (SNI) daro Badan Standar Nasional (BSN) untuk kelima kalinya, dalam sebuah upacara di Jakarta, hari Rabu (21/11/2018).
Rektor Ubaya Joniarto Parung menyampaikan di Surabaya hari Kamis (22/11/2018), bahwa SNI Award 2018 ini diterima oleh Ubaya untuk kategori Organisasi Pendidikan. “Ubaya sudah berpartisipasi dalam SNI Award sejak 2010 dan baru mendapat penghargaan sejak 2014,” kata Joniarto.
“Penghargaan SNI diberikan kepada lembaga-lembaga yang secara konsisten menerapkan standar kerja dalam operasinya. Penghargaan SNI artinya standar kerja yang diterapkan melebihi standar oleh pemerintah, dalam hal ini khususnya di lingkungan institusi pendidikan. Tim BSN mengevaluasi berasal dari gabungan ahli dari akademisi, industri, pemerintah, pakar dan pengamat kualitas yang diketuai Prof Rhenald Kasali,” ungka Joniarto.
Tahun ini penghargaan SNI diberikan kepada 56 organisasi dan perusahaan dari sebanyak 208 peserta awal yang mendaftar. Ada 19 orang ahli sebagai juri bidang standardisasidan penilaian kesesuaian.
“Sebagai institusi pendidikan artinya, Ubaya menghasilkan lulusan, produk dan layanan dan output yang sudah sesuai standar pemerintah. Selanjutnya kami berusaha membangun standar untuk tujuan mencapai persaingan global di dunia pendidikan tinggi,” katanya.
Penghargaan yang diterima Ubaya, meski disampaikan oleh Ketua BSN Bambang Prasetya, juga disaksikan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
“Lembaga pendidikan tinggi sebagaimana dipesankan oleh Menristek, saat ini sedang berhadapan dengan perubahan atau revolui yang disebut Industri 4.0. Yakni, pertautan antara manusia dengan akibat-akibat yang dibentuk oleh teknologi digital. Ini tidak mudah, karena hubungan dosen – mahasiswa sekarang tidak lagi hanya sebatas ruang kuliah. Namun sudah tak ada batas, online di semua tempat dan waktu. Pendidikan harus berubah mengikuti pola ini,” katanya.