Dua Film Animasi Karya Mahasiswa UMN Juara di Jepang
Oleh
·2 menit baca
Dua film animasi karya dua tim mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Tangerang mendapatkan penghargaan Silver Innovative Art dan Rising Star Award dalam lomba film animasi di Jepang, DigiCon6 Japan Awards 2018, pada 15-17 November 2018. Sebelumnya, ketua tim ini memenangkan penghargaan DigiCon6 Asia Awards Tingkat Regional Indonesia di Jakarta pada 20 Oktober lalu.
Dalam rilis UMN yang dikirim ke redaksi harian Kompas, Kamis (22/11), disebutkan, UMN mengirimkan dua film animasi, yaitu Keluarga Satu Setengah dan Life of Death, ke Jepang untuk dilombakan dengan film animasi dari 11 negara Asia lainnya, yaitu Kamboja, Cina, Hongkong, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Film animasi berjudul Keluarga Satu Setengah karya Michaela Clarissa Levi, Robert Sunny, dan Raffael Arkapraba Gumelar mendapatkan penghargaan Silver Innovative Art. Sedangkan film animasi Life of Death karya Jason Kiantoro dan Bryan Arfiandy mendapatkan penghargaan Rising Star Award.
Robert Sunny mengatakan bahwa Silver Innovative Art ini diberikan untuk mengapresiasi gaya penceritaan dan visual yang berbeda daripada yang lain.
“Film yang ikut dalam penjurian untuk ketiga Asia Silver Award (Silver Innovative Award, Silver Best Technique dan Silver Asia Perspective) adalah film-film yang memenangkan Regional Silver dari negara masing-masing, artinya Keluarga Satu Setengah masuk ke dalam penjurian bersama 23 film lainnya,” kata Robert.
Di sisi lain, penghargaan yang didapat oleh film animasi Life of Death sebenarnya tidak ada dalam daftar. Namun melihat nilai dan pesan yang disampaikan dalam film ini, para juri memutuskan untuk membuat dan memberikan penghargaan baru kepada film Life of Death, yaitu Rising Star Award.
Jason Kiantoro mengungkapkan bahwa dirinya dan Bryan merasa terhormat dan senang mendapatkan Rising Star Award.
“Mereka (juri) rela menambahkan award, membawa kita ke panggung untuk menerimanya dan bahkan (mereka) bilang merasa malu tidak mempersiapkan penghargaan jenis ini dari sebelumnya. Kami hanya bisa senang, hormat dan berterima kasih kepada mereka pada saat itu,” ungkap Jason.
Selama di Jepang, para peserta mengunjungi beberapa acara, seperti Interbee 2018 yang merupakah sebuah konferensi teknologi media di Jepang, mengikuti seminar dari studi FAN Works, mengunjungi gedung Tokyo Broadcasting System, menyaksikan karya dari beberapa negara, dan makan malam bersama sembari bercengkrama dengan sesama pembuat film.
Meski telah bertanding dalam skala Internasional, langkah tim Keluarga Satu Setengah dan Life of Death tidak hanya berhenti sampai di sini saja. Keduanya mengaku ingin terus ikut dalam festival atau perlombaan film lainnya selama karya mereka memenuhi kriteria. (IKA)