Dua Film Animasi Universitas Multimedia Nusantara Lolos ke Jepang
Oleh
Nasrullah Nara
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Dua tim mahasiswa Animasi Universitas Multimedia Nusantara menjuarai 20th DigiCON6 Asia, perlombaan film pendek tahunan yang diselenggarakan oleh Tokyo Broadcasting System, tingkat nasional. Karya film animasi yang berjudul Keluarga Satu Setengah dan Life of Death berhasil membawa mereka ke Jepang untuk ditandingkan dengan karya-karya se-Asia.
Pencapaian ini diumumkan dalam DigiCON Asia Awards di Jakarta pada Sabtu (20/10/2018). Namun, Humas Universitas Multimedia Nusantara (UMN) baru merilisnya pada Jumat, 26 Oktober.
Film animasi berjudul Keluarga Satu Setengah, karya Michaela Clarissa Levi, Robert Sunny, dan Raffael Arkapraba Gumelar, mengisahkan seorang anak bernama Agung yang mengidap penyakit obsessive compulsive disorder (OCD) dan ibunya yang terkena penyakit post-traumatic stress disorder (PTSD).
Melalui film animasi ini, Michaela, Robert, dan Raffael ingin menggugah rasa empati penonton pada penderita penyakit mental dengan cara menggambarkan perasaan penderita tersebut. Karya ini berhasil mengalahkan seluruh pembuat film animasi se-Indonesia dan mendapatkan 20th DigiCON6 Asia Regional Indonesia Silver Prize.
Robert mengatakan, semua karya yang dilombakan memiliki ciri khas masing-masing. Namun, karya timnya, Keluarga Satu Setengah, bisa dikatakan memiliki keunikan pada topik yang diangkat, yaitu penyakit mental.
”Kalau film animasi Keluarga Satu Setengah itu mungkin lebih pada topik yang diangkat, yaitu mental illness dan cara penggambaran kondisi seorang penderita ketika penyakitnya sedang kambuh (dalam masa episode),” ujar Robert.
Karya selanjutnya adalah film animasi berjudul Life of Death ciptaan Jason Kiantoro dan Bryan Arfiandy. Film ini berkisah tentang keseharian malaikat maut dalam melakukan pekerjaannya. Film yang mendapatkan penghargaan Next Generation dan Gold Award ini berpesan kepada penonton untuk menggunakan waktu semasa hidup dengan sebaik-baiknya.
Life of Death pernah masuk nominasi film festival dan terpilih dalam beberapa screening, seperti Canadian Labour Film Festival 2018, Global University Film Awards 2018, dan Austin Film Festival 2018.
Bersaing di mancanegara
Karya Keluarga Satu Setengah dan Life of Death beserta tim akan dikirimkan ke Jepang untuk kembali dilombakan melawan 11 negara Asia lainnya, yaitu Kamboja, Cina, Hong Kong, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Hal ini tentunya menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu kedua tim UMN.
Suasana festival dan pertemuan dengan sesama pembuat film dari sejumlah negara Asia menjadi salah satu hal yang paling dinantikan. Bagi Jason Kiantoro, dengan mengenal filmmaker dari beberapa negara dan latar belakang yang berbeda, wawasannya menjadi bertambah.
”Kalau, misalnya, di festival luar itu, kan, lebih beragam orang-orangnya, latar belakangnya, cara mereka membuat film, dan jenis-jenis filmnya. Dengan kenalan, kita jadi lebih terbuka (wawasannya) gitu,” ujar Jason.
Selain itu, karya lain yang menyabet penghargaan Japan FoundationJakarta Prize adalah film pendek berjudul Turut Berdukacita ciptaan Winner Wijaya, Christian Raditya, Antonius Willson, Cornelius Kurnia, Indra Susanto, Harris Tobing, dan Ando Loekito. Film yang diangkat dari kisah nyata ini menceritakan seorang anak yang terus menceritakan kronologi kematian ayahnya di pemakaman kepada semua tamu yang datang melayat sampai ia tidak dapat merasa sedih lagi.
Menurut Winner, filmnya menyajikan kejadian yang akrab dengan penonton. Penyampaian cerita yang sederhana serta gerakan kamera dan musik yang proporsional membuat penonton nyaman menyaksikannya. Film ini juga terpilih dalam sejumlah screening, seperti Sewon Screening di Yogyakarta serta ReelOzInd! Festival di Australia dan Indonesia.