JAKARTA, KOMPAS -- Makara Art Center Universitas Indonesia mengadakan konser musik klasik bertajuk "Puspawarna Indonesiaku", Rabu (24/10/2018) malam. Konser yang dihelat di Auditorium Makara Art Center Kampus UI Depok, Jawa Barat ini merupakan rangkaian dari persiapan peresmian pusat kesenian tersebut.
Konser dibuka dengan permainan gitar solo Sandhya Widhinugraha dan Kevin Gunawan, diikuti permainan piano solo Teodore Minaroy, Aditya Setiadi, dan Gita Bayuratri. Duet penyanyi seriosa Aning Katamsi dengan iringan piano Ratna Arumasari Katamsi menjadi sajian pamungkas dalam acara ini.
Para musisi menampilkan kaleidoskop karya cipta komposer Indonesia, mulai dari Amir Pasaribu, FX Soetopo, Iskandar, Mochtar Embut, Yazeed Djamin, Trisutji Kamal, hingga Jubing Kristianto, dalam format instrumental dan seriosa. Sejumlah lagu yang dibawakan, antara lain Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki yang diaransemen Jubing Kristianto, Indyhiang karya Amir Pasaribu, dan Gadis Bernyanyi di Cerah Hari karya Mochtar Embut.
Ketua panitia konser Aditya Pradana Setiadi menjelaskan, puspawarna artinya beragam bunga. Puspawarna dapat dianalogikan sebagai warna-warni bunga, keberagaman, yang perlu dirayakan.
"Indonesia sangat beragam. Namun, keragaman itu seringkali dijadikan (sebagai) pemecah belah bahwa setiap orang harus memiliki kesamaan. Padahal tidak. Keragaman itu justru merupakan modal sosial bagaimana orang berinteraksi," ujarnya seusai konser.
Lebih lanjut, dalam kata pengantar konser, Aditya mengatakan, para musisi yang terlibat di dalam konser memiliki latar belakang pendidikan yang beragam multidisiplin, sebagian besar dari eksakta. Meski demikian, seluruhnya berpadu untuk mempersembahkan keindahan musik.
Hal tersebut, kata Aditya, mengingatkan kembali tentang perspektif seni liberal pendidikan tinggi bahwa musik menjadi satu subjek utama yang bersanding dengan aritmatika, geometri, astronomi, serta tata bahasa, logika, dan retorika. Apabila ketujuh aspek tersebut digabungkan, diharapkan dapat membentuk pemikiran dan budi manusia secara utuh.
"Kami berharap Anda dapat membawa ide-ide puspawarna pulang ke rumah dan mempraktikkannya dalam interaksi sehari-hari," ujarnya.
Ruang apresiasi
Direktur Makara Art Center Iswahyudi Soenarto dalam sambutannya mengatakan, konser ini merupakan rangkaian menuju peluncuran besar gedung pusat kesenian UI yang telah selesai tahun lalu. Makara Art Center hadir sebagai ruang apresiasi yang kondusif, baik bagi civitas akademika, maupun bagi masyarakat sekitar.
Menurut Yudi, sampai saat ini, ruang apresiasi kesenian untuk Kota Depok dan sekitarnya dapat dikatakan belum ada. Adapun dari pemerintah setempat belum terlihat upaya untuk mengadakan ruang untuk berkesenian. Oleh sebab itu, UI mengadakan pusat kesenian untuk mengisi kekosongan itu.
"Ke depannya diharapkan Makara Art Center bisa mempertemukan antara penonton dan penampil untuk membangun apresiasi, baik itu seni musik, seni tari, maupun kesenian-kesenian yang lain," ujarnya. (YOLA SASTRA)