Kampus Dituntut Beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Presiden Joko Widodo meminta agar perguruan tinggi beradaptasi dengan perubahan yang sangat cepat dalam revolusi industri 4.0. Kampus harus berubah agar bisa menghasilkan sumber daya manusia dan profesi yang bisa bersaing dalam industri yang kini sangat dipengaruhi kemajuan teknologi informasi.
Presiden menyampaikan hal tersebut dalam orasinya pada acara Dies Natalis Ke-66 Universitas Sumatera Utara (USU), di Medan, Senin (8/10/2018). Hadir dalam acara tersebut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Rektor USU Runtung Sitepu, dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
“Dunia sudah berubah total. Berubah banyak. Ini yang harus kita pahami dan antisipasi bersama-sama. Hati-hati Pak Menteri (Ristekdikti), Pak Rektor (USU). Hampir semua perguruan tinggi dari 30 sampai 40 tahun lalu fakultas dan jurusannya itu-itu saja. Kita harus berani memikirkan dan membuka fakultas atau jurusan baru yang sesuai dengan visi kita ke depan,” kata Presiden.
Presiden mengatakan, pendidikan tinggi harus segera menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perguruan tinggi harus beradaptasi agar bisa menciptakan alumni yang bisa menjawab kebutuhan sumber daya manusia dan profesi yang juga terus berubah.
Dalam iklim kompetisi saat ini, kata Presiden, negara kaya belum tentu bisa mengalahkan negara miskin. Negara besar belum pasti bisa mengalahkan negara kecil. Sesuatu yang pasti adalah negara yang cepat beradaptasi dalam perubahan akan mengalahkan negara yang lambat.
“Kita tidak bisa mengarungi zaman jika tidak bisa segera membenahi diri. Jika tidak memperbaiki diri, bisa dipastikan kita gagal dalam kompetisi, kita bisa tertinggal dari negara lain,” kata Presiden.
Peran sentral
Dalam situasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, peran perguruan tinggi menjadi sangat sentral untuk menjawab tantangan tersebut. Presiden mengatakan, banyak hal baru yang lahir dan bergerak begitu cepat seperti kecerdasan buatan, robotika, realitas maya (virtual reality), dan e-commerce.
“Saya juga menitipkan kepada universitas agar membangun ekosistem kewirausahaan. Mari kita sama-sama membangun tumbuhnya bisnis start-up. Mari kita mengembangkan skema pembiayaan untuk bisnis pemula,” kata Presiden.
Presiden mengatakan, kewirausahaan di Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara-negara lain. Dalam Global Entrepreneurship Index tahun 2017, Indonesia berada pada peringkat 90 dari 137 negara. Jumlah inovasi dan paten dari Indonesia juga dinilai masih sangat rendah yakni peringkat 87 dari 137 negara. Hal ini harus terus ditingkatkan dengan peran dari perguruan tinggi.
Runtung Sitepu mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk beradaptasi menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat. “Berdasarkan penilaian Kemristekdikti, Universitas Sumatera Utara kini berada di peringkat 15 kampus terbaik di Indonesia, naik dari sebelumnya dari peringkat 23,” katanya.