JAKARTA, KOMPAS — Kelompok masyarakat sipil yang tergabung dalam gerakan Sulteng Bergerak berinovasi membuat portal digital untuk manajemen informasi terkait bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Selain sebagai sumber informasi, portal ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi serta memudahkan komunikasi antarrelawan di setiap lokasi pengungsian.
Portal digital sultengbergerak.com tersedia dalam bentuk laman web. Portal ini dibentuk untuk mengoordinasi berbagai persoalan yang ditemukan oleh gerakan Posko Sulteng Bergerak saat berada di lapangan. Melalui sultengbergerak.com, setiap relawan bisa berkontribusi membantu pencarian orang, memantau kebutuhan logistik para pengungsi, dan memetakan keadaan pengungsi pasca bencana.
“Portal ini diharapkan bisa mendukung percepatan penanganan bencana di Sulawesi Tengah. Kondisi komunikasi di lapangan saat ini masih terbatas. Sinergi di lapangan pun belum optimal sehingga masih ada daerah yang terisolir bantuan,” ujar Khalisah Khalid, Kepala Departemen Kampanye dan Perluasan Jaringan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dalam acara peluncuran Disaster Citizen Platform dari Gerakan Posko Sulteng Bergerak di Jakarta, Minggu (7/10/2018).
Gerakan Posko Sulteng Bergerak merupakan tim sukarelawan yang dibentuk dari koalisi masyarakat sipil, seperti Walhi, GP Indonesia, Yappika-ActionAid, solidaritas perempuan, Aman, dan mahasiswa UGM. Sejumlah tokoh masyarakat Sulteng pun turut dilibatkan dalam gerakan ini, bahkan ada korban gempa yang juga menjadi sukarelawan.
Koordinator Tim Digital Sultengbergerak.com Daniel Oscar Baskoro menuturkan, fitur-fitur yang terdapat pada platform sultengbergerak.com dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Untuk sementara, fitur yang tersedia antara lain, pencarian orang, kebutuhan logistik, peta bencana, relawan, donasi, kontak penting, dan informasi seputar bencana di Sulteng.
“Informasi yang ditampilkan pada portal sultengbergerak.com merupakan informasi yang dihimpun dan dianalisa dari laporan masyarakat, termasuk pada relawan. Proses peninjauan dan verifikasi keakuratan data dalam portal ini juga dilakukan bersama-sama dengan publik,” katanya.
Pada fitur pencarian orang, tambah Oscar, sudah ada sekitar 1.700 nama yang terdata. Dari jumlah tersebut, sebagian sudah ditemukan keluarga ataupun kerabatnya. Untuk mendukung fitur ini, sultengbergerak.com memanfaatkan fitur google person finder untuk membantu pencarian korban. Fitur ini juga digunakan dalam kasus bencana seperti tsunami Jepang pada 2011, topan Filipina pada 2013. Secara detil, profil orang yang dicari bisa ditampilkan dari fitur ini, mulai dari nama, ciri-ciri fisik, foto, dan alamat tinggal. Kontak dari pencari juga ditampilkan di fitur ini.
Rekomendasi
Terkait penanganan bencana di Sulawesi Tengah, sejumlah koalisi masyarakat sipil menyoroti beberapa hal yang berlum dijalankan secara optimal oleh pemerintah. Persoalan tersebut, seperti kurangnya sinergi penanganan bencana, layanan kebutuhan dasar yang belum terpenuhi, serta upaya penyelematan yang kurang tanggap.
“Kami harapkan, pemerintah sudah mulai menentukan mekanisme penanganan bencana yang inovatif berdasarkan kerentanan dan peluang di setiap daerah. Jangan bergerak secara sporadis. Selain itu, pemberian bantuan kepada korban bencana sebaiknya bekerja sama dengan masyarakat sipil. Tujuannya agar percepatan penanganan bencana bisa terwujud,” ujar Zenzi Suhadi, Koordinator Posko Sulteng Bergerak.