Jepang Membuka Pintu Lebar untuk Pelajar Indonesia
Oleh
Yovita Arika
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Jepang terus berupaya meningkatkan jumlah pelajar Indonesia yang sekolah di jepang dengan menyelenggarakan pameran pendidikan Study in Japang, Minggu (2018/9/2019), di Jakarta. Pameran ini menghadirkan 75 lembaga pendidikan, dan berbagai beasiswa ditawarkan. Diharapkan mereka yang melanjutkan pendidikan ke Jepang, setelah lulus mampu berkontribusi dalam pengembangan dan penciptaan teknologi.
Vice President Japan Student Services Organization (JASSO) Yonekawa Hideki mengatakan, pameran ini sebagai jembatan antara institusi pendidikan Jepang dengan masyarakat Indonesia khususnya pelajar yang ingin mencari informasi terkait sekolah di Jepang.
Sebagai lembaga di bawah Kementerian Pendidikan Jepang, JASSO mengundang 75 institusi pendidikan untuk memudahkan akses informasi sehingga dapat menarik minat pelajar Indonesia melanjutkan pendidikan ke negeri sakura.
Saat ini, jumlah pelajar Indonesia yang sekolah di Jepang sebanyak 5.500 orang, masuk 10 besar pelajar asing yang sekolah di Jepang. Yonekawa menuturkan, institusi pendidikan di Jepang sangat senang dengan pelajar Indonesia karena mampu beradaptasi dengan pola hidup terutama kedisiplinan dan budaya. Selain itu, pelajar Indonesia mempunyai sikap baik dan serius dalam proses belajar. Ia menambahkan, tidak banyak pelajar dari negara lain seperti pelajar asal Indonesia.
“Semangat itu yang membuat institusi pendidikan Jepang ingin mengajak dan menawarkan untuk melanjutkan pendidikan di Jepang. Untuk itu berbagai beasiswa pun ditawarkan,” ujarnya.
Beasiswa
Dalam pameran itu ada sejumlah beasiswa yang ditawarkan, yaitu beasiswa dari pemerintah Jepang, universitas, JASSO, private foundation (lembaga pendanaan swasta), pemerintah lokal, dan beasiswa dukungan untuk mahasiswa asing berdasarkan perjanjian antar universitas.
Selain itu, mahasiswa asing yang mendapat nilai tinggi pada EJU dan sudah mendaftar sebagai mahasiswa reguler dengan biaya sendiri di universitas dapat menerima beasiswa JASSO program reservasi dari mext (pemerintah Jepang). EJU merupakan ujian seleksi penerimaan bagi mereka yang berminat belajar di universitas atau lembaga pendidikan tinggi di Jepang.
Yonekawa mengatakan, persentase beasiswa dari Pemerintah Jepang yang ditawarkan ke pelajar Indonesia cukup tinggi jika dibandingkan beasiswa yang ditawarkan ke negara lain. Beasiswa yang diberikan sebanyak 900 orang.
First Secretary Education Embassy of Japan in Indonesia Keiichi Yamaguchi mengatakan, pameran ini menjadi kesempatan bagus untuk pelajar untuk mendapatkan informasi tentang pendidikan di Jepang.
Yamaguchi berharap, banyak pelajar Indonesia yang melanjutkan pendidikan ke Jepang. Mereka memiliki peran besar ketika pulang dan bisa memberikan kontribusi penting untuk kemajuan Indonesia terutama dalam hal edukasi dan penciptaan teknologi kebencanaan.
Indonesia dan Jepang memiliki kesamaan, yaitu negara kepulauan yang rawan bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. “Kami ingin memberikan ilmu itu. Para pelajar Indonesia dapat belajar dan menimba ilmu di bidang teknologi dan menerapkannya,” lanjutnya.
Agung Ramadhan, 20, mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI jurusan Pendidikan Fisika, mengatakan, dirinya datang ke pameran Study in Japan karena ingin mencari melanjutkan kuliah dan mencari informasi tentang universitas di Jepang.
“Saya ingin melanjutkan kuliah ke Universitas Shizouka jurusan Eart and Enviromental Science,” katanya.
Ia menambahkan, alasan memilih melanjutkan kuliah di Jepang karena negara tersebut memiliki teknologi yang maju. Ia berharap dapat belajar dan mengaplikasikan ilmunya untuk Indonesia.
Fauzan Yafie Muyassar (20), mahasiswa Gunadarma jurusan Teknik Informatik, berharap dapat melanjutkan kuliah ke Universitas Hokaido. Fauzan memilih universitas itu karena terdapat jurusan Information Engineering/Computer, jurusan itu sesuai dengan bidang kuliahnya saat ini.
Marlenn Bunawan (18), lulusan SMA Kristen 1 Penabur, datang bersama ayahnya Liem Khun Hian (56), ke pameran untuk mencari informasi universitas yang ingin dia tuju. Universitas KEIO jurusan Policy Manajemen adalah pilihannya.
Marlenn memilih Jepang karena pernah study exchange atau program pertukaran pelajaran ke Jepang. Alasan itulah yang membuatnya ingin kembali lagi ke Jepang dengan melanjutkan kuliah. (AGUIDO ADRI)