JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh yang dinilai berkomitmen dan konsisten mengembangkan bidang-bidang seni dan budaya. Kali ini, generasi muda ikut menjadi bagian dari penerima penghargaan tahunan itu.
Sebanyak 43 tokoh akan menerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi 2018 dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Rabu (26/9/2018). Sejumlah tokoh kondang mendapatkan penghargaan, seperti musikus Ebiet G Ade dan Glenn Fredly serta pemain teater Jose Rizal Manua.
Penerima anugerah dibagi dalam delapan kategori, yakni gelar dan tanda kehormatan dari Presiden kategori Bintang Budaya Parama Dharma dan Satyalancana kebudayaan; Pencipta, Pelopor, dan Pembaru; Pelestari; Anak Remaja; Maestro Seni Tradisi; Komunitas; Pemerintah Daerah, serta Perorangan Asing.
Para tokoh yang terpilih itu berasal dari berbagai kalangan, seperti pegiat budaya, sastra, musik, arsitektur, tari, film, seni rupa, teater, silat, dan Indonesianis.
Tidak hanya tokoh yang mendapat penghargaan, terdapat pula enam lembaga dan dua instansi pemerintahan yang juga mendapat anugerah kebudayaan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan bangsa Indonesia agar tetap mengakar dengan cara menghargai dan mengapresiasi tokoh atau insan Indonesia yang secara konsisten terus berkarya dan berkontribusi secara aktif dan intens.
Anugerah ini adalah upaya menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap karya budaya masa lampau, masa kini, dan inspirasi bagi masa depan, sekaligus mengurangi dampak negatif dari pengaruh global.
“Karena, kalau kita mengikuti perkembangan zaman dan jika tidak mempunyai pijakan atau akar yang kuat, kita akan terbawa arus. Anugerah ini juga mendudukkan kembali urusan kebudayaan melalui para tokoh,” ujar Himar, di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Program apresiasi ini juga sebagai salah satu cara menginternalisasikan nilai budaya di berbagai kalangan. Harapannya, dapat membangun kesadaran masyarakat sekaligus meningkatkan motivasi generasi muda untuk peduli terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia.
Oleh karena itu, dalam anugerah kebudayaan terdapat kategori anak Remaja. Hilmar menuturkan, kategori anak remaja ini penting untuk merangkul kaum milenial sehingga ada tempat bagi anak muda dalam kebudayaan.
“Tidak hanya didominasi oleh orang tua. Kita mau kasih lihat bahwa anak muda memiliki peran. Ini yang membedakan dengan anugerah sebelumnya,” lanjutnya.
Hal yang tak kalah penting adalah di balik sebuah karya, tersirat sosok atau pun tokoh yang memiliki komitmen kuat terhadap pewarisan nilai-nilai kebudayaan, baik yang tak benda maupun benda. (Aguido Adri)