JAKARTA, KOMPAS- Teh bukan hanya sekadar daun yang bisa diseduh menjadi minum. Selama berabad-abad penyeduhan teh telah menjadi bagian dari budaya di berbagai bangsa dunia, termasuk Indonesia.
Master Teh asal Indonesia, Sensei Suwarni Widjaja dalam workshop “Seni Penyajian Minum Teh: Kungfu Cha’’ mengatakan, tidak hanya kopi yang memiliki seni menikmati dan penyeduhan dalam memuaskan para pecintanya, namun teh juga memiliki seni yang unik dalam menikmati dan penyeduhannya.
Siangming Tea memperkenalkan berbagai jenis-jenis teh di dunia dan budayanya, untuk melestarikan seni penyeduhan dan mengenalkan manfaat teh bagi kesehatan.
Sensei Suwarni Widjaja, satu-satunya Master Teh asal Indonesia, mengatakan hal yang paling dasar dalam penyeduhan teh adalah air panas, daun teh dan alat yang digunakan.
“Tradisi penyeduhan teh yang kita ketahui adalah daun teh, air panas, dan teko yang harus disiapkan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan enak, kita harus benar-benar menikmati secangkir teh itu dan bukan hanya untuk meminumnya,” ujar Suwarni, Senin (24/9/2018).
“Sebelum meminumnya, alat yang dipakai harus dipanaskan terdahulu atau disteril, kemudian air panas membutuhkan suhu 100 persen mendidih, kemudian disiram ke tubuh poci, agar mendapatkan suhu luar dan dalamnya sama. Hal itu juga dilakukan untuk merawat pocinya agar tetap bagus dan mengkilap, setelah itu baru diseduh dengan teh,” tambah Suwarni.
Suwarni juga menyampaikan saat sebelum menyeduh teh, ada baiknya menunggu waktu 30 detik. Kemudian saat ingin di minum, teh lebih baik didiamkan sebentar di dalam mulut baru kemudian ditelan. Hal ini, agar gusi-gusi terisi oleh air teh dan gigi pun tidak gampang rusak dan teh juga mampu membersihkan kotoran mulut agar tidak bau. Selain itu juga, manfaat teh mampu menyembuhkan batuk dan flu.
“Teh itu sangat menarik, asalkan cara penyeduhannya yang benar, air panas yang benar-benar mendidih, kemudian menggunakan alatnya yang pas, pasti hasilnya akan bagus. Kalau teh sudah di mulut, rasa teh itu bisa berbeda-beda, seperti ada sesuatu di dalam kerongkongan mulut. Hal itu yang lebih menarik bagi penikmatnya, menyeduh teh itu juga membantu memperbanyak air liur kita, sehingga membuat tenggorokan tidak kering dan ini bagus untuk kesehatan,” kata Suwarni.
Tea Sommelier Joe Hutomo mengatakan, untuk budaya menyeduh teh itu sangat menarik.
“Kita tak harus bilang penyeduhan teh itu seperti orang China, Jepang, atau Taiwan. Indonesia sendiri juga punya budaya minum teh, yang berasal dari Jawa yakni teh poci. Budaya teh poci ini tidak menyebar ke seluruh Indonesia ya. Jadi, aku tak bisa bilang itu Indonesia, tetapi lebih tepatnya untuk mewakilkan budaya di Indonesia,” ujar Joe.
Joe Hutomo, Founder Koningsplein, salah satu distributor teh di Indonesia, mengharapkan budaya minum teh bisa berkembang di Indonesia.
“Di setiap event, saya selalu berusaha agar bagaimana anak muda itu bisa enjoy di suatu event, dengan duduk di suatu tempat dan melihat hal budaya minum teh ini loh lebih menarik, bukan hanya sekadar acara seremonial tetapi lebih ke acara culture apa sih dan budayanya seperti apa,” tambah Joe. (GITA SERE HUTAHAEAN)