Universitas Indonesia Buka Program Magister Teknik Sistem Energi
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·2 menit baca
DEPOK, KOMPAS - Universitas Indonesia menambah program studi magister atau S2 baru Teknik Sistem Energi di Fakultas Teknik. Mahasiswa baru untuk tahun ajaran 2018/2019 dapat mengikuti seleksi melalui Ujian Seleksi Masuk Universitas Indonesia atau SIMAK UI.
Ketua Program Studi Magister Teknik Sistem Energi UI Chairul Hudayadi Depok, Kamis (20/9/2018) menjelaskan pembukaan program studi magister Teknik Sistem Energi merupakan salah satu bentuk respon Fakultas Teknik UI atas amanat Presiden RI Joko Widodo, bahwa perguruan tinggi harus menyajikan kurikulum yang cepat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Program magister Teknik Sistem Energi sendiri adalah bidang ilmu multidisiplin pertama di FTUI,” ujar Chairul.
Chairul memaparkan Teknik Sistem Energi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari desain dan eksekusi suatu proses secara multidisiplin di sektor energi untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan dan untuk membuat kebijakan yang memperhatikan aspek teknis, sosial, ekonomi, dan lingkungan selama siklus hidup sistem yang didesain.
Program studi ini terbuka bagi lulusan S1 dari berbagai jurusan. Program studi ini telah memiliki angkatan pertama pada Tahun Ajaran 2018/2019 yang berjumlah 22 orang.
Peresmian Program studi Teknik Sistem Eenergi UI dilakukan pada Senin kemarin. Hadir dalam peresmian, antara lain Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Dimyati, dan Dekan Fakultas Teknik UI Hendri D.S Budiono.
Dimyati memaparkan Indonesia harus bisa memanfaatkan era bonus demografi pertumbuhan populasi penduduk yang saat ini sedang dialami. Dengan potensi sumber daya manusia ini, Indonesia harus bisa merespon dengan menggalakkan riset dan studi terutama dibidang penyediaan energi nasional.
"Untuk itu diperlukan kerja sama dari berbagai pihak untuk menghasilkan karya dan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi bangsa," kata Dimyati.