Perpustakaan Sekolah Ramah Anak Terus Dikembangkan
Oleh
Ester Lince Napitupulu
·4 menit baca
ENDE, KOMPAS - Perpustakaan sekolah di jenjang Sekolah Dasar yang ramah anak, yang diatur untuk merangsang minat baca anak, belum dikembangkan optimal. Kehadiran perpustakaan sekolah baru sekadar untuk memenuhi sarana dan prasarana, namun pengelolaannya tidak ramah anak. Masih banyak pula sekolah yang belum punya perpustakaan.
Pendiri Taman Bacaan (TB) Pelangi Nila Tanzil mengatakan kemampuan membaca merupakan salah satu modal dasar kehidupan. Karena itu, sekolah punya peran untuk mengembangkan minat dan kebiasaan membaca anak. Salah satunya dengan mengoptimalkan perpustakaan sekolah.
"Dalam realitasnya, perpustakaan sekolah mulai jenjang SD, memprihatinkan. Jika ada perpustakaan, koleksi bukunya tidak cocok dengan anak. Tidak heran, para siswa jadi enggan membaca buku-buku di perpustakaan, yang lebih banyak diisi buku pelajaran maupun buku pengetahuan yang tidak sesuai minat dan kemampuan anak," ujar Nila, dalam peresmian perpustakaan sekolah TB Pelangi ke-100 di SD Katolik Nangapanda 1, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Kamis (13/9/2018).
Menurut Nila, peresmian perpusatakaan TB Pelangi ke-100 sebagai wujud komitmen organisasi nirlaba ini untuk mengembangkan perpustakaan sekolah ramah anak di kawasan Indonesia Timur. Di Kabupaten Ende sudah dikembangkan 38 sekolah, yang salah satunya didukung organisasi pendidikan internasional Room to Read.
Sejak 2009, TB Pelangi bergerak mendirikan perpustakan sekolah ramah anak di 17 pulau di Indonesia Timur. Selain di Nusa Tenggara Timur, ada pula di Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua, dan Sulawesi. Program ini sudah dinikmati sekitar 26.000 anak, dengan menyediakan lebih dari 200.000 buku bacaan.
Dalam praktinya, fisik perpustakaan sekolah disulap dengan warna ruangan yang berwarna-warni, serta dinding yang digambari tokoh kartun. Selain itu, disediakan rak buku untuk menampilkan buku dengan sampul muka yang langsung menghadap ke arah siswa. Ada pula meja-meja dan bantal yang digunakan untuk membaca sambil duduk lesehan di karpet. Tiap sekolah diberi minimal 1.250-3.000 buju bacaan anak-anak.
Ada pula pelatihan pustakawan sekolah dan guru untuk mendampingi anak-anak membaca di perpustakaan. Sekolah diminta menerapkan jam kunjung perpustakaan untuk tiap kelas dalam tiap minggunya.
"Kegiatan di perpustakaan jadi mengasyikkan. Karena kita ingin membuat kegiatan membaca jadi kegiatan yang menyenangkan. Untuk itu, koleksi buku disesuaikan dengan kemampuan membaca anak, ada ebam level buku, dari yang baru belajar baca hingga yang sudah mahir," jelas Nila.
Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat , Kabupaten Ende, Kornelis Wara, mengatakan Pemkab Ende menyambut baik dukungan TB Pelangi untuk mengembangkan perpustakaan sekolah yang menarik. "Minat baca guru dan siswa masih kurang. Ya karena sarana maupun literatur yang terbatas. Pafahal, membqca dapat meningkatkan wawasan pengetqhuan," ujar Kornelius.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Piet No, mengatakan di daerah ini ada 333 SD. Pemkab Ende dan pemerintah pusat sudah membantu pembangunan 237 perpustakaan SD. Selain itu, bantuan buku diberikan ke 289 SD.
"Bantuan ke perpustakaan memang lebih banyak buku pelajaran. Ada juga buku bacaan, tapi belum sepenuhnya memperhatikan minat dan psikologi perkembangan anak. Nanti, perpustakaan sekolah TB Pelangi akan dijadikan model pengembangan perpustakaan di SD lainnya. Para guru di sekolah yang sudah dilatih mengelola perpustakaan yang baik, nanti bisa diminta untuk melatih dan mendampingi sekolah lain," kata Piet.
Kepala SD Katolik Nangapanda 1 Martha Mariati merasa senang mendapatkan dukungan untuk memperbaiki pengelolaan perpustakaan sekolah. Pihak sekolah dan orang tua bekerja sama dengan bantuan TB Pelangi untuk memperbaik penampilan perpustakaan yang menarik.
"Pustakawan dan guru mendapat pembekalan untuk membuat kegiatan di perpustkaan secara interaktif sehingga siswa aktif. Pustakawan atau guru berkeliling dan mendengarkan siswa membaca, memuji upaya siswa,membantu yang kesulitan membaca, hingga kegiatan lain yang menyenangkan. Semua dilakukan agar anak-anak mendapatkan yang terbaik," jelas Martha.
[caption id="attachment_8222162" align="alignnone" width="720"] Siswa SD Katolik Nangapanda 1,Kabupaten Ende, bahagia memiliki perpustakaan baru sekolah yang menarik dengan dukungan Taman Bacaan Pelangi. Para siswa memilih buku bacaan yang menarik, sesuai level kemampuan membaca masing-masing.[/caption]
Maria Feninita Tangi, siswa kelas 6 SD Katolik Nangapanda 1, mengaku senang dengan tampilan perpustakaan sekolah yang berwarna-warni. "Koleksi bukunya membuat saya senang baca. Banyak buku bagus yang menarik. Karwna saya suka baca buku, saya senang di perpustakaan. Selsma ini, kalau mau baca buku yang saya suka, harus beli sendiri," ujar Maria.