JAKARTA, KOMPAS - Angka melek huruf masyarakat Indonesia secara umum terus membaik. Namun, masih ada sekitar 3,4 juta penduduk usia 15-59 tahun yang belum melek huruf. Selain itu, ada 11 provinsi dengan angka buta aksara di atas angka nasional.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harris Iskandar, dalam menyambut Hari Aksara Internasional (HAI) di Jakarta, Selasa (4/9/2018), mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2017 masyarakat buta huruf di Indonesia tinggal sekitar 2,07 persen atau sekitar 3,4 juta orang. Ada 23 provinsi yang sudah berada di bawah angka nasional buta aksaranya.
"Penuntasan buta aksara sekarang ini tidak bisa secepat dulu penurunannya. Sebab, kelompok masyarakat yang belum melek huruf utamanya yang berada di daerah terpencil serta sudah tua. Namun, program untuk membuat mereka yang buta aksara menjadi melek huruf tetap jadi komitmen pemerintah pusat dan daerah," ujar Harris.
Adapun 11 provinsi yang memiliki angka buta aksara di atas angka nasional yakni Papua (28,75 persen), Nusa Tenggara Barat (7,91 persen), Nusa Tenggara Timur (5,15 persen) dan Sulawesi Barat (4-58 persen). Selain itu, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, dan Jawa Tengah.
Harris menjelaskan sejumlah program untuk menguatkan literasi masyarakat dilakukan. Dalam penuntasan buta aksara dilakukan dengan program pembelajaran yang juga dirangkai dengan pemberdayaan ekonomi. Sebab, penyandang buta aksara umumnya masyarakat miskin, dan sebagian besar perempuan.
Bagi yang sudah melek huruf, ada program kampung literasi, desa vokasi, hingga taman bacaan masyarakat. Apalagi literasi abad 21 bukan lagi sekadar kemampuan membaca, menulis, dan menghitung. Ada literasi dasar lainnya yang juga harus dikuasai yakni literasi sains, literasi digital, literasi keuangan, literasi budaya dan kewarganegaraan.
Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Kemdikbud, Abdul Kahar, mengatakan puncak HAI 2018 pada 8 September digelar di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Namun, sejak tanggal 6 September digelar berbagai acara seperti Festival Literasi Indonesia, pameran pendidikan dan kebudayaan, simposium pendidikan kesetaraan, temu evaluasi program keaksaraan dan kesetaraan, dan workshop pengembangan pendidikan keaksaraan pada komunitas adat.
Ada pula pemberian anugerah aksara, penghargaan Taman Bacaan Masyarakat Kreatif-Rekreatif, penghargaan pemenang lomba keberaksaraan, satuan pendidikan nonformal berprestasi, serta perempuan berprestasi.