JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 679 mahasiswa dari 91 negara mengikuti program Beasiswa Darmasiswa tahun akademik 2018/2019. Program ini sebagai wujud diplomasi melalui pendidikan dan kebudayaan.
Mahasiswa dari berbagai negara tersebut akan ditempatkan ke sejumlah daerah di Indonesia untuk belajar bahasa, seni, budaya, pariwisata, dan kuliner Indonesia. Mereka akan menjalani program ini selama setahun.
Salah satu peserta program dari India, Alok Ranjan Swain (32), mengatakan tertarik mengikuti program ini karena Indonesia memiliki sejarah yang erat dengan India. Mahasiswa Indian Institute of Mass Communication itu ingin tahu lebih dalam bagaimana keadaan Indonesia sehingga membuat orang-orang India banyak yang berdagang di Indonesia.
”Saya belajar bahasa sansekerta juga. Banyak kosakatanya yang diserap ke bahasa India dan bahasa Indonesia. Saya jadi ingin belajar banyak soal Indonesia,” kata Alok saat ditemui dalam acara pembukaan program Darmasiswa di Jakarta, Kamis (30/8/2018) malam.
Laki-laki asal Kota Sambalpur, India, ini sudah menyiapkan diri selama setahun untuk mengikuti program ini. Ia belajar bahasa Indonesia di Kedutaan Besar Indonesia di India. Ketika diwawancara Kompas, dia tidak mau menggunakan bahasa Inggris. ”Saya ingin praktik bahasa Indonesia,” katanya.
Alok akan belajar bahasa Indonesia di Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah. Ia berharap akan semakin mahir berbahasa Indonesia. Jika mendapat kesempatan, ia ingin menjadi jurnalis di Indonesia untuk meliput seni dan budaya.
Lain lagi dengan mahasiswa South East Asian Studies dari Frankfurt, Nikolai Bartnik (28). Dia tertarik belajar budaya Indonesia karena sesuai dengan hal yang ia pelajari di bangku kuliah. Ia tertarik dengan pemakaman di pohon yang dilakukan oleh orang-orang Toraja. Menurut dia, orang Toraja begitu menghargai orang yang sudah meninggal.
”Hal-hal itu yang akan memperkaya pengetahuan saya mengenai Indonesia,” kata Nikolai.
Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Suharti berharap program ini mampu mengenalkan Indonesia kepada warga dunia. Mahasiswa asing itu diharapkan bisa belajar tentang Indonesia dengan berinteraksi langsung dengan masyarakat Indonesia. ”Mereka belajar bagaimana tinggal di Indonesia, belajar bagaimana berhubungan dengan tetangga-tetangganya,” kata Suharti.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi mengatakan, program ini merupakan suatu bentuk diplomasi untuk keamanan dan kedamaian antarnegara melalui program pendidikan dan kebudayaan. Ia berharap mahasiswa itu bisa datang lagi ke Indonesia untuk melakukan penelitian, berwisata, atau dalam misi perdamaian.
”Pemuda adalah penerus bangsa. Semoga pemuda-pemuda ini bisa menjadi duta penerus perdamaian dan kerja sama antara negara masing-masing dan Indonesia,” kata Didik. (SUCIPTO)