MEKKAH, KOMPAS — Memasuki hari keempat fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jemaah melakukan lontar jumrah di jamarat. Jemaah perlu menjaga kebugaran fisik katena ritual wajib haji ini dilakukan dengan terlebih dulu berjalan kaki dari tempat mabit atau menginap di Mina menuju lokasi pelontaran di Jamarat.
Hari Rabu (22/8/2018), para jemaah menunaikan lontar jumrah bertepatan dengan 11 Zulhijjah atau Hari Tasyrik I. Ritual wajib haji itu akan dilanjutkan pada hari Kamis (23/8) ini atau pun Jumat (24/8) bertepatan hari Tasyrik II dan Tasyrik III.
Aktivitas jemaah di kawasan Mina dinilai krusial. Di area ini, stamina jemaah terforsir karena harus berjalan kaki dari tenda maktab di Mina ke lokasi titik lontar di Jamarat sejauh sekitar 3-4 km dalam kondisi cuaca panas mencapai 45 derajat Celsius.
Jika dihitung dengan perjalanan pulang –pergi, total jarak perjalanan tak kurang dari 7 km. Pemerintah Arab Saudi tidak membolehkan adanya kendaraan melintas di ruas jalan poros Mina-Jamarat.
“Mina menjadi titik krusial. Di sini jutaan jemaah dari berbagai penjuru dunia berkumpul dan bergerak dalam waktu relatif bersamaan. Jemaah diminta melindungi diri. Jika memang tak mampu secara fisik melakoni lontar jumrah sebaiknya diwakilkan saja,” kata Menteri Agama Lukman Hakim.
Lukman Hakim berada di Mekkah, sejak dua pekan lalu dalam kapasitas Amirul Hajj, didampingi dua wakil Ketua DPR yakni Fadli Zon dan Fahri Hamzah.
Lukman mengingatkan pemerintah Arab Saudi untuk menambah kapasitas tenda dari hamparan di satu lantai menjadi bangunan bertingkat. Hanya dengan bangunan bertingkatlah, Mina bisa teratasi dari kepadatan jemaah karena secara syariat Mina selaku tempat mabit (menginap) tak boleh dikembangkan areanya.
“Menambah kuota jemaah haji bukan solusi jika tidak ada upaya peningkatan kapasitas infrastruktur Mina,” kata Lukman. Tahun ini kuota jemaah haji Indonesia 221.000 orang. Total jemaah haji tahun ini diperkirakan 3 juta.
Jadwal larangan lontar
Untuk menghindari risiko bersenggolan fisik antara jemaah asal Indonesia dengan jemaah negara lain, pemerinah sudah mematok jadwal larangan bagi jemaah Indonesia. Tanggal 10 Zulhijjah (21/8) dilarang melontar pukul 06.00-10.30. Tanggal 11 Zulhijjah (22/8), dilarang melontar pukul 14.00-18.00. Tanggal 12 Zulhijjah (23/8), dilarang melontar pukul 10.30-14.00.
Saat Kompas melintasi rute Mina-Jamarat Selasa dan Rabu, tak sedikit jemaah ditemukan lunglai di sisi jalan dan terowongan karena kelelahan. Untung petugas haji dengan sigap mencarikan kursi roda untuk membawanya ke Pos Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) Mina.
Penanggung Jawab PKHI Mina Muhammad Yanuar Fajar menyatakan, dua hari terakhir, pihaknya merawat 280 pasien. “Rata-rata karena kelelahan, dehidrasi, dan heat stroke (kejang panas karena terpapar matahari),” katanya.
Data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), Rabu (22/8) pukul 12.30 Waktu Arab Saudi menunjukkan jumlah anggota jemaah yang wafat 125 orang. Jumlah itu mencakup 33 orang yang wafat dalam fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) pada empat hari terakhir. Rinciannya 7 jemaah wafat di Arafah, 5 wafat di Muzdalifah, dan sisanya atau 21 jemaah wafat di Mina. (NAR)