Sebanyak 28 kelompok tari tradisi berkompetisi di Parade Tari Nusantara ke 37 di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Sabtu (19/8/2018). Budaya masing-masing daerah ke dalam gerak tari disertai memasukkan unsur-unsur modern sebagai usaha pengembangan tari tradisi.
Para peserta tampil dengan iringan musik khas daerah masing-masing. Musik tradisional itu dimainkan langsung oleh pemusik dari masing-masing kelompok, peserta tidak diperkenankan menggunakan rekaman musik.
Koreografer kelompok tari Kalimantan Barat, Gabriel Armando, menuturkan, ia menghabiskan waktu untuk riset selama satu minggu untuk berpartisipasi di dalam lomba ini. Ia berbincang dengan masyarakat adat di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Hal itu ia lakukan untuk menggali nilai-nilai tradisi di Kalimantan Barat untuk diterjemahkan ke gerakan tari.
"Akhirnya kami tertarik dengan budaya masyarakat Kapuas Hulu saat terjadi gerhana bulan. Mereka memiliki ritual sebagai harapan agar bumi dalam keadaan baik-baik saja sehingga alamnya bisa mereka manfaatkan untuk kehidupan anak cucu," kata Gabriel.
Kompok tari dari Kalimantan Barat akhirnya membawakan tarian bertajuk "Pedarak Telan Rauk". Ini menggambarkan reaksi masyarakat Kapuas Hulu terhadap fenomena langka, yakni gerhana bulan. "Pedarak" memiliki arti darah ayam, sebagai salah satu elemen yang digunakan untuk ritual, sedangkan "telan rauk" artinya bulan ditelan binatang.
Gabriel melihat hal unik yang dilakukan kaum perempuan di daerah itu, yakni mengolesi wajah dengan tumbukan padi saat terjadi gerhana bulan. Hal itu mereka lakukan dengan maksud agar mendapatkan kecantikan. Hal itu ia masukkan sebagai salah satu unsur pertunjukan tari kelompoknya.
Ia juga mengombinasikan lampu-lampu kecil di kostum para penari. Hal itu untuk memberi sentuhan modern ke dalam pertunjukan tari. Ketika lampu pentas dipadamkan, lampu-lampu di kostum itu menyala seiring gerakan penarinya. Sentuhan modern itu membuat kejutan tersendiri bagi yang menontonnya.
Diapresiasi
Perkembangan seni tari tradisi yang ditampilkan peserta diapresiasi oleh para penonton. Hal itu dianggap memberi angin segar bagi kemajuan tari tradisi di Indonesia.
Penanggung Jawab Teknis Pelaksana Parade Tari Nusantara, Trimawarsanti, mengatakan, setiap peserta dari berbagai provinsi menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Menurutnya, setiap peserta mampu menerjemahkan latar belakang budaya masing-masing.
Peraih juara umum adalah Provinsi Kalimantan Tengah dengan judul tari "Hyang Dadas". Mereka menyabet juara umum karena dewan juri menilai ada keserasian musik, tata rias, busana, dan gerakan.
Eko Supriyanto, salah sato anggota dewan juri, mengatakan, kreativitas setiap peserta menunjukkan kemampuan pelaku seni tari nusantara mengembangkan tari sesuai perkembangan zaman tanpa beranjak jauh dari nilai tradisi. Latar belakang peserta yang beragam menunjukkan kemampuan pelaku seni tari tradisi di Indonesia berkreasi di tengah perkembangan zaman.
Eko mengatakan, tantangan tari tradisi nusantara adalah perkembangan gagasan. Jadi tari seni tradisi dari berbagai daerah mampu menyampaikan pesan universal bagi masyarakat di daerah lain. "Ketika ditonton oleh penonton dari daerah lain atau negara lain, pesannya tetap sampai," ujarnya.
Ketika ditonton oleh penonton dari daerah lain atau negara lain, pesannya tetap sampai.
"Mereka mampu menunjukkan pertunjukkan yang memukau dengan detail kostum dan pernak-pernik lainnya. Tidak asal, mereka paham filosofinya," ujar Santi.
Ia menilai, usaha yang dilakukan peserta sudah maksimal. Setiap peserta diberikan waktu tujuh menit di atas panggung. Dengan waktu singkat, setiap peserta dituntut untuk menyampaikan pesan lewat tarian yang dibawakan. Aspek artistik gerakan juga penting agar penontob menangkap pesan tersebut.
Santi berharap, dengan adanya kegiatan ini, tari tradisi bisa menjadi kekayaan Indonesia. Ia juga berharap semakin banyak generasi muda yang terus mendalami seni tradisi agar kekayaan budaya Indonesia tetap lestari dan terus berkembang.
"Pesertanya pemuda semua. Penontonnya juga banyak anak muda. Saya yakin tari tradisi memiliki masa depan cerah," katanya. (SUCIPTO)