JAKARTA, KOMPAS – Kehidupan romansa Pangeran Diponegoro ternyata tidak semudah kisah cinta biasanya. Ketulusan cinta dan kasih sayang antara Diponegoro dan istrinya, Raden Ayu Maduretno, yang menginspirasi pementasan drama musikal “Takdir Cinta Pangeran Diponegoro” ini disajikan oleh Teater Keliling di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu (5/8/2018).
Penampilan yang disajikan sejatinya hanya secuil dari drama utuh yang rencananya akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta pada 17-19 Agustus 2018 mendatang. Drama yang disutradarai Rudolf Puspa ini nantinya akan disajikan selama dua jam dengan pembagian 19 adegan dari dua babak pertunjukkan.
“Diponegoro memang dikenal sebagai pahlawan. Dia juga seorang ulama dan penggagas keagamaan yang kuat. Namun di balik itu, ada sisi-sisi kehidupan kemanusiaan pada umumnya yang dialaminya, yaitu cinta antar manusia. Maduretno ternyata cinta sejatinya,” ujar Rudolf seusai pertunjukkan “Menjelang Pementasan: Takdir Cinta Pangeran Diponegoro”, Minggu di Jakarta.
Ia menuturkan, pementasan ini juga ingin mengangkat sepenggal kalimat yang dituliskan dalam buku Babad Diponegoro, yakni ‘Saya (Diponegoro) ini hanya sarana untuk memperjuangkan semuanya demi perikemanusiaan, penjajahan, penindasan, dan kemiskinan rakyat yang habis oleh kekuatan asing’. “Itulah yang diperjuangkan bersama Maduretno, istri tercintanya,” ucap Rudolf.
Kisah dari drama musikal ini ditulis oleh Wadirman Djojonegoro yang diadaptasi oleh Dolfry Indasuri. Isinya bercerita awal mula pertemuan Diponegoro dengan Maduretno hingga kematian memisahkan mereka.(TAN)