DENPASAR, KOMPAS-Konsep kompetisi Bali International Choir Festival tidak semata-mata dikemas untuk mencari pemenang. Dalam festival ini, semua paduan suara bisa saling belajar dan menimba pengalaman satu sama lain.
Semangat pembelajaran bersama inilah yang berusaha dikembangkan dalam perhelatan Bali International Choir Festival (BICF) yang telah digelar selama tujuh kali sejak 2012 hingga 2018. Agar semua peserta festival termotivasi, panitia BICF sengaja memberikan penghargaan kepada semua paduan suara yang terlibat.
“Sistem kompetisi BICF dikemas sedemikian rupa dengan prinsip meningkatkan kualitas paduan suara dari seluruh dunia. Para peserta tidak semata-mata diajak untuk berkompetisi tetapi mereka dimotivasi agar memiliki semangat pembelajaran dari festival ini. Di festival ini tidak ada paduan suara yang disisihkan karena semuanya diberi penghargaan,” kata Ramly Andrianto, Direktur BICF 2018, Kamis (26/7/2018) di Denpasar, Bali.
Karena itulah, di sela-sela festival, panitia BICF memberikan kesempatan para peserta untuk tampil dalam Frienship Concert atau Konser Persahabatan. Dalam konser ini, masing-masing paduan suara bisa tampil bebas lepas tanpa terpaku dengan syarat-syarat kompetisi. Di sinilah, mereka bisa saling belajar dan bercanda satu sama lain.
BICF digelar dalam beberapa tingkatan evaluasi. Pada hari pertama, Selasa (25/7/2018) digelar Choir Competition yang diikuti semua paduan suara peserta BICF dari 16 kategori festival.
Berikutnya, para penampil pada tahap Choir Competition di masing-masing kategori yang mendapatkan nilai di atas 33.00 akan memperoleh kualifikasi untuk bertanding lagi pada babak Choir Championship yang digelar, 26-27 Juli 2018. Dari babak Choir Championship, paduan suara-paduan suara yang memperoleh kualifikasi akan kembali bertarung di masing-masing kategori.
“Mereka yang paling tinggi nilainya dan mendapatkan medali emas dengan nilai tertinggi sehingga akan terpilih 16 pemenang dari 16 kategori yang ada. Para pemenang di setiap kategori Choir Championship ini akan tampil kembali di babak Grand Prix of Champion pada 28 Juli 2018. Pemberian penghargaan kepada semuau peserta festival dan juara umum BICF 2018 akan digelar di Gong Perdamaian Dunia Kertalangu, Denpasar 28 Juli 2018 besok,” terang Ramly.
Dua juara umum Grand Prix of Champion BICF ke-6 tahun 2017 dan Grand Prix of Champion BICF ke-7 tahun 2018 ini mendapatkan penghargaan sekaligus kesempatan untuk mengikuti Asia Choral Grand Prix I di Manila, Filipina pada 2019 mendatang. Asia Choral Grand Prix merupakan wadah festival paduan suara tingkat Asia hasil kolaborasi tiga festival internasional, yaitu Bali International Choir Festival, Singapore International Choral Festival dan Andrea O.Veneracion International Choral Festival di Filipina.
Presiden Direktur Bandung Choral Society sekaligus Direktur Artistik BICF 2018, Tommyanto Kandisaputra mengatakan, paduan suara terbukti mampu menjadi jembatan antar bangsa untuk membangun perdamaian dunia. Lebih dari 5000 penyanyi dan 146 paduan suara, serta 16 juri internasional dari 16 negara turut berpartisipasi dalam BICF 2018.
Dengan tema utama BICF 2018 yaitu “Menyanyi Bersama Membuat Lebih Baik”, seluruh paduan suara diajak untuk tidak saling mengalahkan tetapi saling belajar agar menjadi lebih baik.“Tema ini menjadi penyemangat bersama bagi semua peserta. Mereka ada dalam satu panggungn untuk sama-sama menunjukkan kehebatan sembari belajar dari yang lainnya,” kata dia.
Berlatih Total
Pada hari kedua penyelenggaraan BICF 2018, masing-masing paduan suara berusaha tampil optimal. Paduan suara Hangzhou Aiyue Tianshi Choir dari Hangzhou, China misalnya, tampil membawakan dua repertoar pada kategori Folklore dengan mengenakan pakaian daerah suku-suku di China. Paduan suara yang dibimbing konduktor Zhou Weiping ini beranggotakan anak-anak berusia 8-13 tahun.
“Sejak bulan Maret lalu, kami berlatih lima jam sehari setiap akhir pekan. Setiap tahun, kami selalu berkeliling mengikuti festival paduan suara di seluruh dunia,” papar Zhou.
Seperti halnya Hangzhou Aiyue Tianshi Choir, paduan suara remaja asal Lithuania, Children’s Choir Ugnele juga tampil penuh percaya diri di ajang BICF 2018. Dalam festival ini, Children’s Choir Ugnele tampil pada dua kategori, yaitu Folklore dan Teenager’s Choir dengan enam repertoar yang mereka bawakan.
Ini adalah pertama kalinya Children’s Choir Ugnele tampil di Indonesia. Untuk mengikuti BICF 2018, mereka harus menempuh jarak 9.500 kilometer dengan waktu penerbangan selama 23 jam dari Lithuania menuju Bali.
“Kami berlatih tiga kali sehari untuk tampil di festival ini. Dengan menyanyi, kami bisa bertemu dengan begitu banyak paduan suara dari seluruh dunia. Di situ kami bisa belajar banyak sekali,” kata Valerija Skapiene, konduktor Children’s Choir Ugnele.
Untuk bisa mengikuti festival internasional, masing-masing anggota Children’s Choir Ugnele mesti menjalani pelatihan selama empat tahun. “Kami memililki sekolah musik khusus di Lithuania yang usianya telah mencapai 70 tahun,” papar Ieva Krivickaite, manajer Children’s Choir Ugnele.