SURABAYA, KOMPAS - Sebanyak 16 kepala Sekolah Imbas atau Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dari berbagai provinsi di Indonesia, mulai belajar ke sekolah mitra di Kota Surabaya, Jatim. Program pertukaran kepala sekolah tersebut berlangsung selama 7 hari mendatang, mulai Kamis (26/07/2018) sampai Rabu (1/8/2018).
Program pertukaran kepala sekolah dan on the job learning (OJL) dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), menurut Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Ikhsan, Jumat (27/7/2018) bertujuan untuk meningkatkan pemerataan mutu pendidikan di Indonesia. Caranya dengan mengikuti Lokakarya Program Pertukaran Kepala Sekolah.
Selama mengikuti program tersebut kata Iksan, ke-16 kepala sekolah imbas tersebut, didampingi delapan kepala sekolah mitra di Surabaya, dan seorang fasilitator dari Kemendikbud. Setiap sekolah di Surabaya yang menjadi mitra dari sekolah imbas, memiliki kelebihan atau keungggulan masing-masing menjadi tempat para kepala sekolah menimba ilmu.
Sebagai contoh, SMPN 6 Surabaya yang menjadi mitra dari sekolah imbas SMPN 10 Kabupaten Sorong dan SMPN 4 Kabupaten Sorong, Papua Barat. SMPN 6 memiliki keunggulan bidang seni dan penguatan karakter. Sementara SMPN 3 sangat bagus terkait kompetensi hidroponik dan SMPN 26 benar-benar memiliki kelebihan terkait pengembangan perpustakaan, perkebunan dan perikanan.
Bahkan tingkat SD, di Surabaya ada SDN Bubutan IV yang sangat terkenal hijau karena mengembangkan serta melertarikan lingkugan Adiwiyata. Berbagai keunggulan yang dimiliki sekolah-sekolah tersebut menjadi obyek bagi kelapa sekolah dari luar Jatim itu untuk belajar. Hasil kunjungan serta menimba ilmu selama sepekan bisa diterapkan di sekolah tempat mereka mengajar.
Ikhsan mengungkapkan, selama berada di Surabaya, kepala sekolah yang mengikuti program sekolah imbas bisa belajar bidang manajerial, supervisi dan pengembangan kewirausahaan ke sekolah-sekolah mitranya. Selain itu, mereka juga diberi kesempatan menambah ilmu sesuai dengan kompetensi sekolah masing-masing. “Kesuksesan program ini adalah bagaimana mewujudkan cita-cita kepala sekolah imbas,” tuturnya.
Menurut Ikhsan, berdasarkan arahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, berbagai program pendidikan di Surabaya yang sudah berjalan baik, bukan hanya untuk warga kota ini. Berbagai program yang baik itu juga harus bisa dinikmati oleh siswa di daerah lain di luar Jatim terutama di wilayah timur Indonesia.
Dalam berbagai kesempatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini selalu menegaskan, apa yang dimiliki Surabaya, harus bisa dibagikan kepada warga lain yang membutuhkan. Tidak hanya program sekolah imbas, Pemerintah Surabaya sangat terbuka menjadi "sekolah" bagibanyak pemerintah daerah untuk menimba ilmu terkait penataan kota, manajerial, kepegawaian, termasuk menumbuhkan minat menjadi pelaku usaha, serta mengembangkan usaha rintisan.
Penerapan sistem e-Government sangat bisa menghemat anggaran hingga ratusan miliar rupiah dan sudah diadopsi lebih oleh 41 daerah di Indonesia. Pemerintah Kota Surabaya bahkan sudah diakui secara nasional menjadi pelopor e-Government di Indonesia, yang diterapkan sjak 2002, ketika Risma menjabat sebagai Kepala Bagian Bina Pembangunan.
Fasilitator dari Kemendikbud, Wendi Prayitno meminta kepada kepala sekolah imbas untuk menimba ilmu di Surabaya dengan sebaik-baiknya. Menurutnya, sekolah mitra di Surabaya yang sudah ditunjuk Kemendikbud, dianggap memiliki potensi yang cukup. “Beberapa kriteria sekolah mitra yang dipilih adalah memiliki akreditasi A, indeks integritas ujian yang baik dan rata-rata nilai ujian tinggi,” katanya.
Salah satu kepala sekolah imbas yang belajar di Kota Pahlawan ialah Umar Kobe. Kepala SD Inpres Bhoanawa 2 Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengatakan pihaknya akan bermitra dengan SDN Dr. Sutomo V Surabaya. “Di sekolah saya memang banyak yang kurang. Studi banding ini akan dilanjutkan dengan pendampingan yang dilakukan kepala sekolah mitra ke sekolah imbas,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SD Inpres 19 Kapatlap, Raja Ampat, Papua Barat, Indi Hanny Kabes mengaku akan mengadopsi program pendidikan yang baik di sekolah mitra. Ia mengaku akan bermitra dengan SDN Jajartunggal III Surabaya “Saya sudah dapat cerita tentang sekolah di Surabaya. Nanti akan saya adopsi program yang cocok,” tutupnya. (*)