Tinggalan Megalit Lore-Lindu Diusulkan Jadi Warisan Budaya Dunia
Oleh
Videlis Jemali
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyiapkan landasan hukum dan berbagai kajian untuk pengusulan situs megalit di lembah Lore-Lindu sebagai warisan budaya dunia kepada UNESCO pada 2021. Tinggalan megalit yang tersebar di Kabupaten Poso dan Sigi tersebut masih di tempat asli, dan wilayah persebarannya cukup luas.
Untuk pengajuan pengusulan megalit Lore-Lindu sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO tersebut diperlukan kajian ilmiah, legalitas keruangan, dan rencana pengembangan kawasan megalit. Pada 2018 ini, kegiatan fokus pada pemetaan kawasan, mulai dari luas, status lahan, hingga batas.
”Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan rencana pengembangan, termasuk manfaat kawasan megalit untuk perekonomian warga setempat,” kata Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo Zakaria Simin di sela-sela kegiatan Delineasi Kawasan Megalitik Lore Lindu di Palu, Sulteng, Senin (23/7/2018) malam.
Kawasan megalit di Sulteng tersebar di empat lembah, yakni Lembah Bada, Lembah Behoa, dan Lembah Napu di Kabupaten Poso, serta Lembah Lindu di Kabupaten Sigi. Tinggalan tersebut diyakini berumur 2.500 tahun.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo, yang membawahkan Sulteng, Gorontalo, dan Sulawesi Utara, mencatat, setidaknya tinggalan megalitik tersebut tersebar di 80 situs yang terdiri dari kalamba (tempayan) dan menhir. Situs berlokasi di padang dan hutan di dekat permukiman dan lahan olahan warga.
Jumlah tinggalan megalit belum bisa dipastikan karena penemuan terus terjadi. Sebagai gambaran, di Situs Megalitikum Pokekea, Desa Hangira, Kecamatan Lore Tengah, Poso, ada 313 tinggalan budaya berupa tempayan dan batu ukir.
Masih di tempat asli
Zakaria mengatakan, pengusulan megalit Lore-Lindu ke UNESCO didasarkan pada fakta tinggalan tersebut masih berada di tempat aslinya. Masyarakat setempat menjaga benda-benda tersebut beserta kawasannya. Selain itu, lanjut Zakaria, megalit Lore-Lindu istimewa karena jumlahnya banyak dan persebarannya luas. Tinggalan megalit tersebut diyakini terluas di Asia Tenggara.
Asisten Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Sulteng Bunga Elim Somba mengatakan, pemerintah daerah sangat mendukung pengusulan megalit Lore-Lindu menjadi warisan budaya dunia. Pemerintah akan aktif bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo.
Ia menambahkan, situs-situs megalit di Poso sudah lama dijadikan destinasi wisata budaya. Tak hanya wisatawan domestik, wisatawan mancanegara juga sering menyambangi situs-situs megalit Lore-Lindu.
Pelaksana tugas Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Triana Wulandari meminta pihak-pihak terkait perlu saling mendukung untuk menyukseskan target tersebut. Pengajuan megalit Lore-Lindu termasuk program prioritas kementerian.