Naufal Memulai Hari Pertama Sekolah Tanpa Kaki Palsu
Muhammad Naufal Afif Rabbani (5), memulai hari pertamanya di sekolah. Bocah yang kehilangan salah satu kakinya karena terlindas truk pada tahun 2017 lalu, kini masuk ke Taman Kanak-kanak Aisyiah Bustanul Athfal, yang dikenal dengan TK Aisyiah I Gresik atau TK ABA di Jalan KH Kholil, Gresik, Jawa Timur.
Sebelum pelajaran dimulai, ia sempat ikut menikmati mainan komidi putar di halaman sekolah. Ia juga sempat menikmati mainan ayunan. Sang ibu Nachiyah, menunggu di sampingnya.
Bocah itu enggan mengenakan kaki palsunya. Menurut Nachiya, sang ibunda, kaki palsu yang bahannya ringan tidak pas dikenakan. Sedangkan kaki palsu satu lagi yang pas dikenakan lebih berat, sehingga anaknya merasa tidak nyaman.
Akhirnya daripada menangis, kaki palsu itu pun tidak dipakaikan. “Saya nelongso mas (bersedih). Apalagi tadi Dannish (adik sepupu Naufal yang juga diamputasi kakinya karena terlindas truk bersamaan) Saat senang-senangnya bermain ia harus mengalami itu (kehilangan kaki-Red),” tuturnya di TK ABA.
Ia juga merasa kasihan pada guru-guru yang harus lebih sabar dan telaten mengurusi anaknya. Ia sebenarnya tidak tega, tetapi, bagaimana pun juga anaknya juga harus sekolah, agar punya bekal ilmu yang manfaat.
Nachiyah sendiri yang mengantar dan mendampingi anaknya. Saat anak-anak yang lain, bisa berlarian, naik turun tangga sekolah. Ia perlu membantu menggendong anaknya, termasuk saat Naufal merengek minta bermain di komidi putar dan ayunan.
Naufal tampak ceria memulai hari pertamanya di sekolah. Kepala TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Lilik Kholifah menyatakan lembaganya menyambut baik para siswa baru. Siswa dikelompok-kelompokkan sesuai gambar binatang yang ditempel di baju diantaranya kura-kura, kelinci, kucing.
Naufal masuk kelompok kura-kura. Saat pengenalan sekolah, mulai ruang bermain, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang seni, ruang musik, Naufal mengikuti dengan digendong salah satu guru. Ia terlihat senang saat duduk, satu sama lain saling dikenalkan.
Begitu pun saat saat guru memimpin mainan lingkaran kecil dan lingkaran besar. Meskipun Naufal berdiri dipegangi seorang guru, ia terlihat senang. “Si jempol-jempol di mana kamu. Di sini... di sini aku berani,” ujar sang guru, Uli Fatmawati sambil bernyanyi.
Anak-anak di kelompok kura-kura pun ikut bernyanyi sambil menggerak-gerakan dua ibu jari tangannya. Mereka tersenyum gembira termasuk Naufal. “Si kelingking-kelingking, kenapa sembunyi. Oh si kelingking malu,” kata Uli sambil menyembunyikan dua kelingking di belakang punggung, diikuti anak-anak.
“Anak-anak harus berani biar jempol, nggak boleh malu ya. Sekarang tepuk ganda. Prok prok,” tambah Uli lagi sambil bertepuk tangan dua kali, juga diikuti anak-anak kelompok kura-kura.
Saat ada seorang bocah, yang bajunya terpasang gambar kelinci keliru masuk ke kelompok kura-kura, langsung diberi tahu Uli. “Lho temanmu mana, yang sini kura-kura. Kelinci ikut Bu Ayu ya,” ujar Uli.
Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Gresik Lailatul Badriyah mengharapkan Naufal mau mengenakan kaki palsu. Selama sekolah di TK ABA, ada Eni Ruslikawati, orangtua asuh yang membiayai pendidikan Naufal. “Saya ingin dipakai atau tidak kaki palsunya dibawakan saja. Nanti, siapa tahu kalau ada ibu guru yang membujuknya, Naufal mau mengenakannya,” ujar Laila.
Terkait pendidikan Naufal, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Resources Centre Gresik, Innik Hikmatin menyatakan pihaknya memenyiapkan pendampingan berupa tenaga untuk Naufal, dua hari setiap pekan. UPT bukan tempat untuk bersekolah anak disabilitas atau berkebutuhan khusus, namun lembaga yang memfasilitasi anak berkebutuhan khusus untuk bersekolah.
Vida Mufida Yunus, perwakilan guru TK ABA 1 Gresik bangga dan bersyukur bisa turut mendidik Naufal. Naufal, termasuk percaya diri, dia tidak minder bermain bersama teman-temannya.
Kaki Palsu
Naufal harus diamputasi karena kakinya terlindas truk saaat bermain bersama sepupunya Muhammad Dannish Aniq (3), di Jalan RE Martadinata Gresik, Oktober 2017. Naufal dan Dannish menerima bantuan kaki palsu pada 21 Februari lalu.
Naufal adalah anak dari Abdul Rokhim (48) dan Nachiya (43), sedangkan Danis anak dari pasangan Agus Syamsuri dan Atul (almarhumah). Rokhim adalah kakak dari Atul. Jadi Naufal dan Dannish masih sepupu. Setiap Agus bekerja, Dannish dititipkan ke Nachiya.
Petaka di Kamis, 26 Oktober tahun lalu, merenggut kebahagiaan dua bocah itu. Peristiwa naas itu berlangsung sekitar pukul 05.15. Saat itu keduanya bermain mobil-mobilan dari plastik di tepi Jalan RE Martadinata, Kelurahan Lumpur.
Pada waktu bersamaan, ada truk kontainer melaju dari arah Pelabuhan Gresik melewati Jalan RE Martadinata. Lajunya tidak terkendali. Truk yang dikemudikan Yasir, menabrak pohon dan mobil pikap yang sedang diparkir di tepi jalan. Remnya blong. Kedua bocah itu pun ikut terlindas saat bermain mobil mobilan.
Korban dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik lalu dirujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik. Menurut Kepala Instalasi Gawat Darurat RSUD Ibnu Sina Gresik Muhammad Rusdy, kaki korban harus diamputasi. Kaki kanan Naufal harus diamputasi hingga pangkal paha. Kaki Dannish juga harus diamputasi karena lukanya parah.
Awalnya semua diselesaikan secara kekeluargaan. Perusahaan truk kontainer PT Berlian Surabaya telah memberikan santunan Rp 22 juta per anak. Sopir truk sempat dibebaskan, tetapi akhirnya diproses hukum.
Sejak diamputasi, Naufal dan Danis berjalan dengan kursi roda dibantu didorong orang tuanya. Biaya pengobatan ditanggung Jasa Raharja dan perusahaan truk kontainer senilai Rp 40 juta. Warga sekitar sempat menggalang dana untuk meringankan beban keluarga korban untuk meringankan beban keluarga. Rokhim dan Agus sama-sama nelayan kecil.
Dua bocah itu diharapkan bisa berjalan dengan bantuan kaki palsu. Bantuan kaki palsu diserahkan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto dan Kepala Subdirektorat Pendidikan dan Rekayasa Lalu lintas (Dikyasa) Direktorat Lalulintas Kepolisian Daerah Jawa Timur Ajun Komisaris Besar Didik Hariyanto Februari lalu. Keduanya juga menerima santunan. Seiring perkembangan postur dan umurnya, kaki palsunya juga harus diukur dan disesuaikan ulang.