JAKARTA, KOMPAS — Forum pembiayaan dan investasi untuk perfilman Indonesia, Akatara 2018, akan menawarkan 50 proposal proyek film terpilih kepada puluhan investor dari dalam dan luar negeri. Ajang ini diharapkan bisa menumbuhkan ekosistem perfilman yang sehat di Indonesia.
Akatara merupakan forum bagi para sineas untuk berlatih mempresentasikan proposal proyek film mereka secara profesional kepada para calon investor. Pada Akatara 2017 terjaring 40 proposal proyek film beserta 80 sineas yang kemudian dipertemukan dengan 20 calon investor.
"Dari 40 film yang diikutsertakan dalam Akatara 2017, sebanyak 10 film akhirnya mendapat investor. Ini kerja sama yang menarik. Kita tahu, film Indonesia sedang naik daun dari 16 juta tiket terjual tahun 2016 melonjak menjadi 42,6 juta tiket terjual tahun 2017. Ini lonjakan luar biasa yang harus direspon dengan baik," kata Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Selasa (5/6/2018) di Jakarta.
Dua macam proposal
Sama seperti tahun lalu, Akatara 2018 kembali memberikan kesempatan kepada proyek-proyek terpilih untuk mengembangkan naskah dan fasilitas pembuatan film. Pendaftaran proposal dan calon investor Akatara 2018 dibuka sejak 20 Juni 2018 hingga 20 Juli 2018. Selain membuka proposal produksi film, Akatara 2018 juga menerima proposal non produksi film, antara lain channel konten digital, kursus film, atau pameran-pameran film di daerah.
Pendaftaran proposal dan calon investor Akatara 2018 dibuka sejak 20 Juni 2018 hingga 20 Juli 2018.
Ketua Bidang Fasilitasi Pembiayaan Badan Perfilman Indonesia Agung Sentausa menjelaskan, untuk menjaring proposal-proposal proyek film yang berkualitas, Akatara didukung oleh tim kurator. "Peluang mendapatkan pendanaan investor semakin terbuka lebar dengan adanya kerja sama internasional Akatara dengan pihak lain. Tahun ini, Akatara memilih dua proyek film yang akan difasilitasi untuk presentasi di Southeast Asian Financing Forum, November 2018 di Singapura International Film Festival,"paparnya.
Banyak investor kini lebih melirik menanamkan investasi di sektor perfilman karena periode lukuiditas investasinya cepat. "Kami mulai investasi di Akatara karena nilai ekuiti investasi di bidang start up yang biasa kami tangani periodenya lebih lama," kata Managing Partner Ideasource Edward Ismawan Chamdani.
Banyak investor kini lebih melirik menanamkan investasi di sektor perfilman karena periode lukuiditas investasinya cepat.
Pada Akatara 2018, Ideasource mentargetkan investasi pada 10 proyek film. Sebagai gambaran, apabila satu proyek laku keras di pasaran, maka proyek ini bisa menutup 10 investasi lainnya. Sementara itu, jika investasi sebuah proyek start up gagal, maka nilai investasinya langsung menjadi nol.