JAKARTA, KOMPAS — Perempuan memiliki potensi strategis dalam berbagai bidang, termasuk dalam menjaga nilai-nilai keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai ibu dalam rumah tangga, perempuan harus hadir menjaga ketahanan keluarga dan membentengi keluarga, terutama anak-anak, dari berbagai pengaruh buruk dari luar, termasuk dari pengaruh radikalisme dan intoleransi.
”Perempuan harus merawat, melindungi, dan mendidik anak-anak sejak usia dini dari sisi moral dan nilai-nilai kehidupan. Penguatan perempuan juga perlu, yakni harus memiliki wawasan luas, tidak sekadar pendidikan formal, sehingga tidak mudah terpengaruh,” tutur Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo, seusai pembukaan Kowani Fair 2018, di Gedung SME Tower, Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Jauh sebelum perempuan dan anak-anak terlibat dalam aksi radikalisme, Kowani telah menjalin kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Agama, serta organisasi di bawah Kowani, untuk melakukan sosialisasi pencegahan radikalisme. Dalam serangan bom bunuh diri di Surabaya, menurut Giwo, perempuan dan anak yang dilibatkan harus dilihat sebagai korban.
Kowani Fair 2018 dibuka Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Acara itu juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise.
Menopang perekonomian
Menurut Puan, perempuan memiliki potensi dan kemampuan besar di berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi. Selain dapat berperan sebagai bagian dari tulang punggung perekonomian, perempuan pun bisa tampil melestarikan budaya daerah dan menciptakan lapangan kerja.
”Peran usaha mikro dan kecil yang sebagian besar digeluti kaum perempuan terbukti menjadi penopang perekonomian bangsa pada krisis 1998,” ungkap Puan.
Menurut Puan, Kowani sebagai federasi dari 91 organisasi wanita tingkat pusat, dan merupakan payung organisasi wanita di Indonesia, memiliki peran yang sangat strategis dalam memberdayakan perempuan Indonesia.
”Peran Kowani sangat strategis dalam memberikan dorongan kepada kaum perempuan untuk membangun kapasitas dirinya. Harapan saya, Kowani Fair 2018 dapat menjadi inspirasi bagi perempuan di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kiprahnya dan berperan memajukan perekonomian,” ujar Puan.
Terkait dengan Kowani Fair 2018, Giwo mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan ajang untuk menguatkan jejaring wirausaha menjadi lebih solid di antara pengusaha yang akan saling mendukung di pasar nasional dan menuju globalisasi.
Ada sekitar 150 stan peserta yang dihadirkan, sebagian besar organisasi anggota Kowani di sejumlah daerah, yang menggelar hasil usaha sandang, pangan, dan produk lainnya.
”Dengan memperkuat posisi perempuan dalam masyarakat dan ekonomi, perempuan akan memiliki pengaruh besar dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada kemiskinan, kelaparan, pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan jender,” kata Ony Jafar Hafsah, Ketua Panitia Kowani Fair 2018.