JAKARTA, KOMPAS — Pengasuhan berbasis keluarga merupakan kebutuhan setiap anak, tidak terkecuali anak-anak yang berada dalam kerentanan. Tanpa adanya pengasuhan keluarga, anak lebih berisiko mengalami penelantaran, kekerasan, diskriminasi, eksploitasi, dan kemiskinan.
National Director SOS Children’s Villages Indonesia Gregor Hadi Nitihardjo menyampaikan, anak-anak dalam kerentanan, seperti anak yatim piatu, tetap butuh pengasuhan berbasis keluarga.
“Pengasuhan alternatif berbasis keluarga untuk anak-anak dalam kerentanan bukan sekadar memberikan tempat tinggal, makanan, dan selimut saja, namun juga dukungan emosional dari keluarga,” ujarnya di Jakarta, Senin (21/5/2018).
Menurut Gregor, tanpa adanya pengasuhan alternatif itu, anak-anak tidak dapat berkembang secara maksimal layaknya anak pada umumnya. Pada praktiknya, metode pengasuhan inilah yang dijalankan di SOS Children’s Village. Setiap anak yang berada di bawah pengasuhan lembaga ini dipastikan mendapatkan ibu asuh yang bertanggung jawab layaknya ibu dalam sebuah keluarga.
SOS Children’s Villages adalah organisasi sosial nirlaba non-pemerintah yang aktif dalam mendukung hak-hak anak dan berkomitmen memberikan anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan pengasuhan orangtua, kebutuhan utama mereka, yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang.
Saat ini, lembaga tersebut sudah bekerja di 135 negara, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, SOS Children’s Villages ada sejak tahun 1972, dan kini ada di delapan provinsi di Indonesia dengan 1.171 anak yang diasuh pada program perawatan anak berbasis keluarga (family based care program). Dari jumlah tersebut, anak-anak asuh tinggal di 114 rumah asuh yang tersedia.
Layanan pengasuhan alternatif yang diberikan adalah dengan menempatkan satu ibu di setiap rumah tinggal. Satu rumah dihuni sekitar enam hingga delapan anak asuh. Ibu inilah yang bertanggung jawab akan tumbuh kembang, mulai dari fisik, psikis, dan sosial hingga anak berusia dewasa.
“Kami pastikan ada intervensi pengasuhan keluarga bagi setiap anak. Setiap anak dipastikan mendapatkan kasih sayang, dukungan, dan hubungan yang stabil sejak dini. Hal ini untuk membantu mereka mengembangkan intelektualitas dan emosional, serta ketahanan mental,” ucap Gregor.
Dalam kesempatan yang sama, President SOS International Siddharta Kaul menambahkan, anak-anak yang mendapatkan pengasuhan dan dukungan yang baik dapat berkembang dan berkontribusi ke masyarakat secara maksimal. Dalam tumbuh kembang anak, dukungan dan perhatian dari keluarga sangat berpengaruh di masa depan.
“Pengasuhan berbasis keluarga bagi anak yang rentan kehilangan pengasuhan orangtua dapat membantu mereka menciptakan masa depan yang lebih baik, sama seperti anak pada umumnya,” katanya.