Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan Surabaya menerapkan sistem penilaian pada hasil Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SMP/MTs menggunakan aplikasi berbasis daring. Sistem penilaian pengoreksian secara daring yang telah dirancang untuk para guru tersebut diharapkan dapat membantu melakukan koreksi soal jawaban USBN secara cepat dan mudah.
Kepala Seksi Kurikulum dan Pembinaan Sekolah Menengah Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Iswati mengatakan, untuk mempermudah penilaian terhadap hasil USBN berbasis komputer, Dispendik Surabaya menerapkan sistem penilaian secara daring. Sebelum dilakukan pengoreksian hasil USBN secara daring, para guru akan diberikan pelatihan dan pembekalan terlebih dahulu melalui aplikasi daring tersebut.
”Hari ini jadwalnya guru mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia yang mendapatkan pelatihan selanjutnya mapel lain,” kata Iswati di Kantor Dispedik Surabaya, Rabu (11/04/2018).
Iswati menambahkan, penilaian hasil USBN terutama pada soal esai menggunakan sistem skoring. Ada empat jenis kriteria yang dirupakan dalam bentuk angka (4) sangat baik, (3) baik, (2) cukup, dan (1) kurang. ”Nilai-nilai tersebut selanjutnya diintegrasikan dengan sistem skoring,” katanya.
Adapun untuk jadwal pelaksaan ujian tingkat SMP/MTS akan dilaksanakan pada 23-26 April, untuk susulan pada 8-9 Mei. Adapun USBN pada 9-13 April, 16-19 April, dan 2-3 Mei.
Untuk tahun ini, 16 mata pelajaran yang diujikan. Berbeda dengan tahun kemarin, dari mapel yang diujikan hanya dalam format pilihan ganda. Namun, untuk tahun ini semua mapel yang diujikan terdapat soal esai (uraian). Oleh karena itu, untuk mempermudah melakukan penilaian, para guru diberikan fasilitas berupa aplikasi penilaian secara daring.
Sementara itu, salah satu guru yang mengajar di SMPN 23 Surabaya, Ali Mukson, menyampaikan, aplikasi koreksi daring tidak hanya dalam hal koreksi jawaban soal ujian, tetapi sistem aplikasi pendidikan tersebut juga sangat bermanfaat bagi para guru, dalam meningkatkan mutu dan kualitas kompetensi mengajarnya.
”Guru zaman sekarang tidak sekadar memiliki kompetensi mengajar yang mumpuni. Namun, harus melek teknologi informasi,” ujar Ali saat mengikuti pelatihan koreksi soal di kantor Dispendik Surabaya.
Ia mengatakan, saat ini pemanfaatan TI wajib dan mutlak dikuasai para guru karena sumber belajar dan evaluasi hasil pembelajaran telah berubah wujud dari yang semula menggunakan kertas (paper based) menjadi dalam bentuk file data. ”Melalui sistem aplikasi koreksi online, penilaian soal USBN jadi lebih mudah karena bisa diakses setiap saat, kapan pun dan di mana pun,” katanya.
Senada dengan Ali, Retno Suhartini, melalui sistem aplikasi pengoreksian secara daring, dirinya dan para guru yang lain lebih mudah dalam memberikan penilaian jawaban hasil USBN. Selain itu, aplikasi daring juga dapat meningkatkan kompetensi mengajar bagi para guru.
”Sistem ini mempermudah kami melakukan pengoreksian soal jawaban, meskipun terdapat soal esai,” kata Retno Suhartini, guru Bahasa Indonesia asal SMPN 31 ini.