...Dalam secangkir teh, ada hati Jogja yang lembut meleleh. Dalam secangkir kopi, ada hati Jogja yang alon-alon waton hepi. Dalam secangkir senja, ada hati Jogja yang hangat dan berbahaya...(Joko Pinurbo, 2016)
Hanya dalam waktu dua menit, puisi Joko Pinurbo (Jokpin) berjudul "Hati Jogja" itu berubah menjadi lagu merdu berkat kolaborasi kompak Endah Laras dan Oppie Andaresta.
Oppie mengawalinya dengan menyanyikan syair-syair Jokpin dalam tempo lambat mendayu diiringi latar belakang suara Endah dan alunan akordeon Windy Setiadi. Di bagian ujung syair, Endah langsung menyambungnya dengan lagu dolanan anak "Cublak-cublak Suweng" yang rancak.
Penonton pun langsung bertepuk tangan menyambut kolaborasi apik dua penyanyi lintas genre tersebut. Suasana acara Puisi Bernyanyi: Kata Jokpin, Kamis (5/4/2018) malam, di Bentara Budaya Jakarta menjadi semakin semarak dengan hadirnya sejumlah musisi, seperti Didit Saad (gitar), Bagus dan Ganggeng Yudana (piano), serta Jalu (perkusi).
Endah mengawali acara semalam dengan menyanyikan puisi Jokpin berjudul "Sehabis Sembahyang" dalam nada-nada Sunda bersama pianis Ganggeng Yudana. Endah yang terbiasa menyanyikan tembang-tembang Jawa berupaya keras untuk bernanyi dalam cengkok Sunda. Ia ingin membawa publik pada masa kanak-kanak Jokpin ketika tinggal di Sukabumi, Jawa Barat.
Berikutnya, Endah menyanyikan dua puisi usil Joko Pinurbo berjudul "Celana 3" dan "Doa Seorang Pesolek". Seperti isi syairnya yang lucu dan satir, Endah bernyanyi dengan enerjik dan dinamis sembari memetik ukulele yang berpadu dengan tarian nada Jawa pianis muda Solo, Ganggeng Yudana.
"Puisi-puisi Mas Jokpin sangat bersahaja. Liriknya sederhana dan mudah dicerna, tapi kadang-kadang ada kejutan,"papar Endah.
Sama-sama "Nakal"
Pemilihan Endah, Oppie, dan Windy dalam "merayakan"musikalisasi puisi-puisi Jokpin memang sangat tepat. Endah dan Oppie yang selalu tampil riang serta humoris mewakili keusilan syair-syair Jokpin. Sementara itu, permainan akordeon Windy yang meditatif senada dengan beberapa puisi Jokpin yang reflektif.
Mendengarkan Oppie menyanyian puisi Jokpin "Baju Bulan"seperti kembali pada memori lama ketika Oppie mendendangkan lagunya "Cuma Khayalan". Selain dinyanyikan dalam gaya serupa, keduanya juga sama-sama berbicara tentang keinginan. Belakangan, Oppie baru saja menyelesaikan album terbaru berjudul "Baju Bulan"berisi sembilan puisi Jokpin.