Honor Guru Madrasah Diniyah di Jawa Timur Jauh dari Standar Sejahtera
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
GRESIK, KOMPAS – Honor guru madrasah diniyah di Jawa Timur hanya Rp 300.000 per bulan. Di sisi lain anak didik dari guru diniyah lebih 30 orang, sehingga besaran honor itu dinilai jauh dari standar sejahtera.
Calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf berkomitmen memperkuat lembaga diniyah, baik Taman Pendidikan Alquran (TPQ), madrasah diniyah maupun pondok pesantren (ponpes). Penguatan lembaga itu harus diiringi upaya memperjuangkan kesejahteraan guru diniyah.
Dalam Pengukuhan Dewan Pengurus Cabang (DPC) Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Gresik, Jawa Timur masa bhakti 2018-2023, di Wisma A Yani Gresik, Rabu (21/3), Saifullah menilai insentif untuk guru diniyah masih kecil. Selama ini pun pemberian dana insentif itu masih menggunakan dana patungan (sharing) antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten.
“Ada yang pola separuh provinsi separuh kabupaten, ada yang enam bulan ditalangi provinsi dan enam bulan berikutnya ditalangi kabupaten,” ujar pria yang akrab disapa Gus Ipul itu.
Ia berjanji akan mensinergikan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk peningkatan insentif guru diniyah. Caranya dengan menguatkan lembaga madrasah diniyah dan mensejahterakan guru diniyah.
Ia menyampaikan pentingnya peran madrasah diniyah dalam menunjang pendidikan agama. Madrasah diniyah lahir sejak bangsa Indonesia ini belum merdeka dan terus ada hingga saat ini. Keberadaan madrasah diniyah sangat penting dalam menunjang pendidikan agama, sebab dalam kurikukum sekolah formal hanya dialokasikan 3-4 jam pelajaran seminggu.
Gus Ipul menyebutkan di Jatim ada 260.000 lebih guru madrasah diniyah, sebanyak 1.000 orang diantaranya dibiayai pemerintah provinsi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana (S1). Ia ingin memberikan perhatian lebih terhadap peningkatan mutu dan kesejahteraan guru madrasah diniyah jika terpilih sebagai Gubernur Jatim.
Saat ini bantuan insentif guru diniyah belum merata
Salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan guru madrasah diniyah, dalam dua tahun terakhir ditempuh pemerintah provinsi Jatim dengan program bantuan operasional siswa daerah (bosda) madrasah diniyah. Anggaran bosda madrasah diniyah mencapai Rp 300 miliar per tahun. “Itu perlu ditingkatkan lagi,” katanya.
Ketua DPW FKDT Jatim, Satuham Akbar mengatakan Gus Ipul merupakan pembina FKDT Jatim. Selain akan menambah bosda, Gus Ipul bersedia menginisiasi Peraturan Daerah (Perda) terkait madrasah diniyah untuk mengutamakan sekolah agama.
Ketua Dewan Pengurus Cabang FKDT Gresik Bashori Chotim menyebutkan masalah utama yang dihadapi saat ini bantuan insentif guru diniyah belum merata. Ia meyebutkan di Gresik tercatat ada 805 madrasah diniyah dengan jumlah guru 4.300, 1.439 TPQ dengan jumlah guru 8.500 orang. Selain itu ada 182 pondok pesantren dengan jumlah guru 1.250 orang.
“Ada sekitar 200an lembaga yang guru diniyahnya belum mendapatkan insentif. Dalam satu lembaga bisa ada lima hingga 10 guru diniyah,” kata Bashori.
Sementara itu, usai acara Gus Ipul melayani para guru diniyah dan siswa untuk berfoto bersama dengan kamera telepon seluler masing-masing. Laki-laki maupun perempuan rela berdesakan berebut berswa foto.