NH Dini Raih Penghargaan di Ubud Writers and Readers Festival 2017
Oleh
Cokorda Yudistira M Putra
·2 menit baca
GIANYAR, KOMPAS — Festival literasi bertajuk Ubud Writers and Readers Festival ke-14 di Ubud, Gianyar, Bali, resmi dibuka pada Rabu (25/10) petang. Festival sastra dan seni ini akan berlangsung hingga Minggu (29/10) dengan menghadirkan sekitar 150 pembicara dari kalangan penulis, penyair, musisi, dan seniman dari lebih 30 negara, termasuk Indonesia.
Dalam pembukaan UWRF 2017 yang dilangsungkan di Puri Agung Ubud tersebut digelar pula penyerahan anugerah khusus pengabdian seumur hidup (lifetime achievement award) di bidang sastra kepada Nurhayati Sri Hardini atau lebih dikenal dengan nama NH Dini. NH Dini dinilai sebagai sosok perempuan penulis yang aktif dan berkontribusi penting dalam perjalanan sastra Indonesia sejak 1960-an dengan mengangkat isu perempuan dalam karyanya.
UWRF 2017 mengangkat tema ”Sangkan Paraning Dumadi” atau asal-usul dan tujuan hidup. Pendiri dan Direktur UWRF Janet DeNeefe mengatakan, tema tersebut bersumber dari filosofi dan kearifan lokal yang merefleksikan kesadaran akan asal-usul tidak hanya sebagai titik awal dari kehidupan, tetapi juga sebagai proses kehidupan.
Adapun pembicara yang akan mengisi acara UWRF 2017 antara lain penulis otobiografi Wild Swans Jung Chang, sastrawan peraih SEA Write Award Joko Pinurbo, animator Pierre Coffin, penulis NH Dini, pelawak tunggal atau komika Sakdiyah Ma’ruf, dan novelis dari Italia Erri de Luca. UWRF 2017 juga menghadirkan sejumlah penulis dan penyair muda terpilih dalam Program Penulis Muda (Emerging Writers Program) UWRF.
NH Dini menyatakan bangga dan senang atas perhatian penyelenggara UWRF terhadap sastra Indonesia dan para pegiat sastra seperti dirinya. NH Dini yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 1936, itu menyatakan, pemerintah sudah selayaknya lebih memperhatikan dan menghargai sastra dan sastrawan di Indonesia karena ada organisasi nonpemerintah yang konsisten mengadakan forum sastra semacam UWRF di Ubud, Bali.
”Pemerintah sebenarnya sudah memperhatikan, tetapi perhatian dan penghargaan pemerintah terhadap sastra dan sastrawan di Indonesia masih minim,” kata Nh Dini.
Sebelum membuka UWRF 2017, Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara di Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani menyatakan, UWRF sebagai festival sastra dan seni yang secara rutin diselenggarakan di Ubud secara langsung turut mempromosikan citra Indonesia dan Bali sebagai daerah tujuan wisata.
”Festival ini tidak hanya menghadirkan para penulis dan seniman dari sejumlah negara, tetapi juga menarik kedatangan para pembaca yang juga berasal dari mancanegara,” kata Giri Adnyani.