JAKARTA, KOMPAS – Keberagaman yang dimiliki Inggris dan Indonesia adalah modal dalam memperkuat kerja sama kedua negara. Kolaborasi seniman Inggris dan Indonesia adalah bentuk kerja sama dalam keberagaman.
“Inggris dan Indonesia memiliki kesamaan, terutama dalam hal keberagaman. Contohnya dari sisi bahasa, di Inggris terdapat kurang lebih 300 bahasa yang digunakan penduduknya. Memang tidak sebanyak Indonesia, tetapi bisa dijadikan gambaran keberagaman di Inggris,” kata Paul Smith, Direktur British Council Indonesia, pada pembukaan UK/ID Festival 2017 di Jakarta, Selasa (17/10).
Menurut Smith, hal tersebut sesuai dengan tema festival tahun ini yaitu Come Together. Ia menjelaskan, tema Come Together memiliki makna dialog dan kemauan untuk memahami perbedaan, sekaligus merayakan keberagaman manusia dan budaya Inggris-Indonesia.
Smith menambahkan, keberagaman yang dimiliki kedua negara ini hendaknya tidak dipandang sebagai hal yang melemahkan negara, namun sebaliknya hal tersebut adalah keunggulan yang memperkuat negara dan bangsa.
Stefan Tirta, Manajer Pemasaran dan Komunikasi British Council Indonesia menjelaskan, festival ini merupakan bagian dari UK/ID Program selama tiga tahun, yang sudah dimulai sejak 2016. Di dalam program itu, ada program residensi di Bandung, Jakarta, Depok, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, dan Makassar. Program ini adalah wadah kerja sama seniman Inggris dengan seniman lokal Indonesia.
“Tahun ini ada 32 seniman dan perkumpulan seni dari Indonesia, serta 22 seniman asal Inggris. Tahun lalu, festivalnya diadakan di delapan kota selama delapan minggu. Acara tahun ini lebih bervariasi dibandingkan tahun lalu yang hanya menampilkan satu acara di satu kota,” kata Stefan.
UK/ID Festival 2017 berlangsung dari 17 Oktober 2017 hingga 22 Oktober 2017, di The Establishment, Kawasan Bisnis Terpadu (SCBD) Sudirman, Jakarta. Festival tahun ini akan menampilkan berbagai acara seperti konser musik, pemutaran film, pementasan karya seni, pameran visual instalasi seni, lokakarya, dan diskusi panel.
Hari pertama, festival dibuka dengan pemutaran perdana film England is Mine. Film yang diputar perdana di Inggris pada September lalu itu menceritakan masa awal karir Steven Patrick Morrissey, seorang musisi terkenal asa Inggris sebelum ia mendirikan grup musik The Smiths. Setelah pemutaran film, acara dilanjutkan dengan penampilan kolaborasi Chloe Martini, musisi asal Inggris dengan penyanyi Indonesia, Neonomora. (DD03)