“Cerita Untuk Sahabat” Bahas Pengalaman Kaum Muda dalam Keberagaman
Oleh
·1 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Komisi Kepemudaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (Komkep KWI) mengadakan diskusi buku Cerita Untuk Sahabat di Jakarta, Sabtu (14/10). Buku ini membahas bagaimana membangun sikap hidup toleran yang berlangsung di tengah masyarakat yang majemuk. Terdapat 20 orang muda menceritakan pengalaman mereka dalam persoalan yang muncul dalam keberagaman.
Tujuan buku ini adalah membagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi dalam isu mulitkultural, menyampaikan peran agama dalam mendorong sikap menghormati, dan mengembalikan narasi kebangsaan Indonesia sebagai negara multikultur yang menghargai hak asasi manusia.
“Agama berwarna-warni seperti pelangi yang jika disatukan akan indah. Awalnya saya menyalahkan kakak saya berganti agama. Ayah saya sangat marah,” kata Filisianus Richartus Viktor (19), salah seorang penulis.
Filsianus mengatakan, mereka sekeluarga akhirnya menerima keputusan kakaknya untuk berganti agama. Keluarganya kini bahkan membantu menyiapkan kakaknya ketika ingin beribadah.
Sejarawan Romo Baskara Tulus Wardaya, menjelaskan, Indonesia terbentuk dari relasi-relasi lingua franca sajak zaman Nusantara. “Pluralitas bangsa Indonesia sudah merupakan keniscayaan. Ini adalah khas Indonesia dan tidak terjadi di bangsa yang lain yang kontinental. Pluralitas kitas bisa dijadikan modal bukan hanya untuk hidup rukun tetapi berkontribusi kepada dunia,” ujar Baskara. (DD13)