Naskah Panji Didaftarkan Sebagai Memory of The World UNESCO
Oleh
DD08
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Cerita Panji yang mengisahkan percintaan dan peperangan antara kerajaan Jenggala dan Panjalu (Kediri) siap go international. Perpusnas mengajukan naskah Panji ke tingkat internasional untuk membuktikan, Indonesia memiliki budaya yang tinggi dan patut didaftarkan.
“Panji telah bertahan selama 7 abad, sejak dimulai pada abad XIII. Naskah ini, menjadi satu-satunya karya sastra Indonesia yang keluar sampai tingkat Asia Tenggara. Bahkan kisah Panji berkembang menjadi tarian di Thailand dan film di Malaysia,” tutur Wardiman Djojonegoro, pengamat budaya dan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Sabtu (5/8) di Museum Wayang, Jakarta Barat.
Melihat pentingnya naskah Panji agar dapat diakui internasional sebagai karya kreativitas budaya nenek moyang Indonesia, maka naskah Panji harus dipelihara kelestariannya oleh Perpustakaan Nasional. Selain itu, naskah Panji harus terbuka secara umum untuk akademisi dan disebarluaskan ke khalayak umum.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, mengatakan, Panji merupakan budaya asli Asia Tenggara dan mempunyai pengaruh besar dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Akan tetapi, tidak akan ada kebudayaan yang dapat bertahan tanpa adanya relevansinya pada saat ini.
Agar Panji dapat berkembang sebagai MoW (Memory of the World) atau ingatan dunia, maka Hilmar mengharapkan adanya dukungan dari generasi muda Indonesia. Pada 1 April 2016, perpusnas telah mengajukan semua koleksi naskah panji sebanyak 76 naskah untuk didaftarkan sebagai MoW UNESCO. Adapun keputusan dari MoW UNESCO akan diumumkan pada Oktober 2017. (DD08)