Nasir Tamara Ketua Umum Persatuan Penulis Indonesia
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Nasir Tamara, penulis senior, terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Penulis Indonesia (Satupena) periode 2017-2021 dalam kongres perdana di Hotel Aston, Surakarta, Jumat pekan lalu. Satupena adalah organisasi yang menyatukan penulis dari semua genre kepenulisan di seluruh Indonesia. Nasir Tamara yang juga mantan wartawan itu mengalahkan Imelda Akmal dalam proses pemungutan yang berlangsung demokratis, guyub, dan penuh keakraban.
”Kongres perdana Satupena yang digelar sejak Kamis, 27 April 2017, diikuti lebih dari 121 penulis dari berbagai genre. Tujuan utama kongres Satupena adalah membahas kembali peningkatan kapasitas, penguatan profesi penulis, dan melindungi hak atas karya serta kebebasan penulis, sekaligus meningkatkan kesejahteraan penulis. Tujuan lainnya adalah menciptakan ekosistem dunia menulis dan memberi kesempatan kepada semua pihak untuk terlibat menjembatani berbagai keperluan bagi para penulis maupun untuk menciptakan kebanggaan negeri,” tutur Nasir Tamara kepada Kompas, Rabu (3/5).
Tema utama kongres yang difasilitasi Badan Ekonomi Kreatif tersebut adalah ”Menulis untuk Kebinekaan”. Tema ini terkait dengan ragam genre buku yang dikerjakan para penulis. Selain ragam genre buku, tema ini kontekstual dengan kondisi Indonesia dengan beragam ras, suku, agama, dan budaya. Oleh karena itu, Satupena bersepakat bahwa kemajemukan, keragaman, dan kebinekaan Nusantara harus tetap lestari dan perlu dipublikasikan melalui aktivitas menulis.
Selain memilih ketua umum, disahkan pula pengesahan AD/ART, perwakilan wilayah, dewan formatur, dan dewan etik.
Nasir Tamara, lelaki kelahiran Teluk Betung, Bandar Lampung, tak hanya menulis, tapi juga menerjemahkan dan menjadi editor sekitar 20 buku, di antaranya Revolusi Iran, Perang-Irak-Iran; Hamka di Mata Hati Umat; Indonesia in the Wake of Islam; Di Puncak Himalaya Sang Dwiwarna Kukibarkan; Aburizal Bakrie: Bisnis dan Pemikirannya; Indonesia Tahun 2000; dan Mencuri Uang Rakyat: Korupsi di Indonesia. Kesukaannya menulis tak lepas dari kehidupannya sebagai wartawan di sejumlah media nasional, sampai akhirnya ikut mendirikan harian Republika. Selain menulis, Nasir Tamara juga mengajar di sejumlah universitas di Indonesia.
Yang menarik dalam pemilihan ketua umum, para kandidat dalam paparan visi dan misinya mengatakan akan membangun fondasi organisasi dan menjalin jejaring. Setelah ketua umum terpilih, Dewan Formatur Satupena akan melakukan tugas lebih lanjut. Sesuai dengan visi dan misi, Satupena menjalankan maklumat bahwa menulis bukan sekadar tindakan individu, melainkan juga menjadikan peradaban dunia jauh lebih baik. (*/KSP)