YOGYAKARTA, KOMPAS – Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya adalah seorang rohaniawan dan budayawan yang gigih memperjuangkan hak kaum marginal. Romo Mangun mengembangkan potensi dan talentanya secara maksimal untuk kepentingan banyak orang.
“Romo Mangun itu punya efek menggerakan untuk hal yang baik, yakni gerakan sosial budaya,” kata Direktur Cinderalas Institute, Francis Wahono, dalam Diskusi Forum Mangunwijaya ke-12, Sabtu (11/2), di Hotel Santika Yogyakarta.
Dalam diskusi yang menghadirkan para pakar yang pernah berhubungann dengan Romo Mangun, baik secara langusung, maupun tidak langsung, mereka sepakat bila Romo Mangun adalah bagian dari kekayaan sejarah bangsa Indonesia, terutama bidang pemuliaan harkat manusia dan kemanusiaan.
Aktivis Pejuang Hak Asasi Manusia, Maria Bernadette Damairia Pakpahan, menilai sejumlah potensi yang dimiliki Romo Mangun menjadi modal baginya dalam melakukan gerakan. Modal tersebut di antaranya jaringan, sumber daya, serta mobilitas geografi sosial.
“Romo mengenal banyak pejabat tinggi. Sumber daya Romo berasal dari royalti karya tulis dan honor karya arsitektur. Kemudian di saat harga tiket pesawat masih mahal, Romo sudah keliling Indonesia bahkan keliling dunia, inilah yang membuat wawasan global dan pemikirannya terbuka,” ujarnya.
Keterbukaan pemikirannya itulah yang menghadirkan konsep pendidikan interreligius sebagai solusi persatuan di atas pluralisma. Romo Yoseph Suyatno Hadiatmojo menjabarkan konsep agama bagi Romo Mangun adalah yang terpenting orang bisa hidup dengan baik.
“Agama baginya adalah pilihan pribadi, sedangkan perbedaan suku adalah situasi yang tak terhindar. Keimananlah yang menurut dia dapat menjadikan semua orang berkawan,” kata Romo Suyatno.
(DIM)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.